JANGAN sia-siakan 10 hari awal bulan Dzulhijjah. Karena beribadah di waktu ini mempunyai keutamaan di sisi Allah Azza wa Jalla. Di bulan Dzulhijjah, umat Islam akan menjalankan perintah Allah SWT untuk berkurban.
Allah SWT berfirman dalam surat Al Hajj ayat 34:
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۗ فَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَلَهٗٓ اَسْلِمُوْاۗ وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِيْنَ ۙ – ٣٤
Artinya: Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah), (QS. Al Hajj: 34)
Di tahun 2021, 1 Dzulhijjah 1442 H jatuh pada hari Ahad, 11 Juli 2021. Allah SWT memberikan keistimewaan di 10 hari awal bulan Dzulhijjah atau bulan haji ini.
Keutamaan 10 Hari Awal Bulan Dzulhijjah
BACA JUGA: 2 Hukum Menyembelih Kurban Menurut Ulama
Hari-hari yang diistimewakan oleh Allah SWT itu disebut dengan Al Ayyam Al Maklumat (hari-hari yang telah diketahui). Sutomo Abu Nashr dalam bukunya Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah menjelaskan, salah satu ulama yang memberikan penafsiran tentang hal ini adalah Imam Syafi’iy.
Menurut Imam Syafi’iy, tanggal 10 Dzulhijjah adalah hari terakhir dalam hari-hari yang istimewa ini. As Syafi’iy mengatakan: “hari-hari yang diketahui adalah sepuluh hari yang akhirnya hari raya kurban.”
Sedangkan Ibnu Qayyim Al Jauziyyah menjelaskan, keutamaan dari 10 hari awal bulan Dzulhijjah terletak pada siang hari. Sedangkan, untuk malamnya berada dalam 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Disebutkan dalam sebuah hadits yang berasal dari Ibnu Umar ra. Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda,
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ
Artinya: “Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (10 hari awal bulan Dzulhijjah).” (HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir)
Puasa menjadi salah satu amalan yang umat muslim kerjakan pada 10 hari awal bulan Dzulhijjah ini. Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi dalam bukunya Ringkasan FIkih Sunnah Sayyid Sabiq menjelaskan, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam selalu menjalankan ibadah sunnah di 10 hari awal Djulhijjah ini.
Keutamaan 10 Hari Awal Bulan Dzulhijjah
Diriwayatkan Imam Ahmad dan An-Nasa’i, Dari Hafshah ra. dia berkata:
“Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam yaitu: puasa Asyura (10 Muharram), puasa 10 hari bulan Dzulhijjah, puasa 3 hari setiap bulan, dan sholat 2 rakaat sebelum sholat fajar (subuh).” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i).
Disebutkan dalam hadits lain, dari Ibnu Abbas ra. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
“Tidak ada amal yang lebih utama daripada sepuluh hari bulan Dzulhijjah. Mereka (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, tidak pula jihad di jalan Allah?” Beliau menjawab. “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki keluar dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah kemudian ia tidak kembali membawa sesuatu.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Hanif Luthfi dalam bukunya Amalan Ibadah Bulan Dzulhijjah menjelaskan, meski dalam Alquran disebutkan tentang keistimewaan 10 hari awal bulan Dzulhijjah, tetapi untuk puasa yang disunnahkan hanya 9 hari saja.
BACA JUGA: 4 Kisah Kurban yang Mengharukan
Adapun, hari ke-10 sudah masuk hari raya Idul Adha. Di mana pada hari ini termasuk salah satu hari yang dilarang atau haram untuk melakukan puasa.
Intinya, keutamaan 10 hari awal bulan Dzulhijjah berlaku juga untuk berbagai amalan yang lain, tidak terbatas pada amalan tertentu. Oleh karena itu, perbanyaklah amal di hari-hari tersebut.
Keutamaan 10 Hari Awal Bulan Dzulhijjah
Ketika menginjak hari raya Idul Adha, amal ibadah yang banyak dilakukan adalah berkurban. Kurban adalah ibadah pada Allah dan pendekatan diri pada-Nya. Kurban juga dilakukan dalam rangka mengikuti ajaran Nabi kita Muhammad –hallallahu ‘alaihi wasallam.
Kaum muslimin sesudah wafatnya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pun melestarikan ibadah mulia ini. Tidak ragu lagi ibadah ini adalah bagian dari syari’at Islam. Hukumnya adalah sunnah muakkad (yang amat dianjurkan) menurut mayoritas ulama. Dengan kurban, kita pun bisa membangun kembali rasa semangat berbagi kepada sesama. []