TIDAK semua manusia di muka bumi ini termasuk orang-orang yang yang baik dan mulia. Ada, bahkan mungkin banyak di antara penduduk bumi yang kurang baik. Hingga menyebabkan dirinya dilaknat oleh malaikat.
Dengan begitu Allah SWT akan mengabulkan doa dari para malaikat tersebut, hingga orang-orang yang dilaknat itu menjadi orang yang sengsara.
Kebanyakan mereka akan mengalami rasa sengsara tersebut bila telah berada di akhirat kelak. Siapakah orang-orang yang dilaknat oleh malaikat itu?
Sedikitnya ada sepuluh manusia yang dilaknat oleh malaikat, yaitu:
1) Orang yang mati kafir
Semua orang yang mati kafir, baik kafir asli maupun kafir pindahan, alias murtad, keluar dari agama Islam. Termasuk orang yang melakukan perbuatan pembatal Islam, seperti tidak pernah shalat, sekalipun dia mengaku muslim.
Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalam laknat itu, tidak akan diringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh,” (QS. Al-Baqarah: 161-162).
BACA JUGA: Subhanallah, Malaikat pun Berdzikir
Disebutkan pula dalam hadis yang menceritakan tentang perjalanan ruh setelah kematian. Ketika malaikat pencabut nyawa berada di dekat orang kafir yang akan meninggal dunia, dia memanggil ruhnya, “Wahai jiwa yang buruk, keluarlah menuju laknat Allah dan murka-Nya.”
Ruh itupun berlarian di jasadnya, kemudian Malaikat mencabutnya dengan paksa sebagaimana orang menarik gancu yang memiliki banyak cabang runcing di kain wol yang basah. Sehingga terputus urat darah dan ruas tulangnya.
Kemudian seluruh Malaikat yang ada di antara langit dan bumi melaknatnya, demikian pula seluruh malaikat yang berada di atas langit, dan semua pintu langit ditutup untuknya,” (HR. Ahmad 18614 dan dishahihkan Al-Albani dalam Ahkam Al-Janaiz).
Perbanyaklah memohon kepada Allah agar diberi kekuatan istiqamah, sehingga kita bisa meninggal di atas Islam dan sunah.
2) Orang yang murtad
Allah tegaskan bahwa orang yang murtad, dia mendapat laknat Allah dan para malaikat-Nya. Allah berfirman, “Bagaimana Allah akan memberi petunjuk orang yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan keterangan-keteranganpun telah datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki orang-orang yang zalim. Mereka itu, balasannya adalah laknat Allah ditimpakan kepada mereka, (demikian pula) laknat para Malaikat dan manusia seluruhnya,” (QS. Ali Imran: 86-87).
Diriwayatkan oleh Ikrimah dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ayat ini turun berkenaan dengan orang anshar yang murtad kemudian dia bergabung dengan kaum musyrikin. Kemudian dia kembali dan bertaubat, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menerimanya dan tidak membunuhnya. Mujahid dan As-Sudi mengatakan, nama orang anshar itu adalah Al-Harits bin Suwaid. (Zadul Masir, 1/301).
3) Menghina dan mencela sahabat
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang mencela sahabatku, maka dia akan mendapat laknat Allah, para malaikat, dan semua manusia,” (HR. Thabrani dalam Mu’jam Al-Kabir 12541, dan dinilai hasan dalam As-Shahihah no. 2340).
Mencela sahabat statusnya berbeda dengan mencela kaum muslimin lainnya. Mencela sahabat nilainya dosa sangat besar. Merekalah murid Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan generasi paling berjasa bagi umat Islam. Melalui perjuangan mereka, kita bisa mengenal dan merasakan indahnya Islam.
Mencela sahabat, sejatinya merupakan sikap pengingkaran terhadap firman Allah yang memuji mereka. Allah tegaskan dalam al-Quran bahwa Dia telah meridhai kaum Muhajirin dan Anshar. Allah berfirman, “As-Sabiqun Awwalun (orang-orang yang terdahulu masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada-Nya dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai,” (QS. At-Taubah: 100).
Mereka yang mencela Utsman atau Muawiyah, sejatinya telah mengingkari ayat ini. Mereka mencela, padahal Allah telah meridhai mereka.
Ibnul Mubarok (gurunya Imam Bukhari) pernah ditanya, “Siapakah yang lebih baik, Muawiyah ataukah Umar bin Abdul Aziz?” Jawab Ibnul Mubarok, “Demi Allah, debu yang masuk di hidung Muawiyah ketika bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lebih baik dari pada Umar bin Abdul Aziz. Muawiyah shalat di belakang Nabi, ketika beliau membaca: Sami’allahu liman hamidah, Muawiyah mengucapkan: Rabbana wa lakal hamdu. Kira-kira, apa yang terjadi selanjutnya?” (Wafayat Al-A’yan, Ibn Khalaqan, 3/33).
Muawiyah radhiyallahu ‘anhu seorang sahabat, sementara Umar bin Abdul Aziz seorang tabiin, dan tidak bisa dibandingkan.
BACA JUGA: 3 Pekerjaan yang Dilaknat Allah
Jika mencela sahabat dilaknat oleh Allah dan para malaikatnya, bagaimana dengan kelompok yang mengkafirkan sahabat? Laknat Allah bagi orang syiah yang mengkafirkan sahabat.
4) Menghalangi terlaksananya hukuman bagi pelaku kejahatan
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang membunuh dengan sengaja maka dia berhak diqishah (balas bunuh). Dan siapa yang menghalangi antara keluarga korban dengan pelaku untuk melakukan qishas maka dia mendapat laknat Allah, para malaikat, dan semua manusia. Tidak akan diterima darinya amalan wajib maupun amal sunahnya,” (Shahih, riwayat Nasai 4790 dan Ibn Majah 2635).
Beberapa praktik di pengadilan, sebagian orang menghalangi terwujudkan hukuman bagi pelaku tindak kriminal, baik dengan sogok atau karena kedudukan. Contoh konkrit yang banyak kita jumpai, beberapa aparat hukum yang melakukan tindak kriminal, lebih sulit dijerat hukum dari pada rakyat jelata. Mereka dilaknat karena mereka penghianat umat. Allahu a’lam. []
BERSAMBUNG