PALESTINA–Badan Bantuan dan Pemberdayaan Pengungsi Palestina UNRWA mengatakan penderitaan setengah juta pengungsi Palestina di Suriah akibat konflik dalam negeri selama 10 Tahun. Sebanyak 120 ribu dari mereka masih terlunta-lunta dan mencari aman di negeri-negeri tetangga, terutama di Libanon, Yordania dan lainnya.
Dalam keterangannya, UNRWA mengisyaratkan, pengungsi Palestina dulunya di Suriah menjadi masyarakat yang aktif dan vital yang terdiri dari 550 ribu warga. Mereka datang ke dalam dua gelombang ke Suriah di tahun 1948 dan 1967 dan bermukim di 12 kamp pengungsi di seluruh Suriah.
BACA JUGA: UNRWA Minta Dukungan Vaksinasi Bagi Pengungsi Palestina
Kamp pengungsi Palestina di Yarmuk menjadi paling dikenal sebagai ibu kota pengungsi Palestina di wilayah diaspora.
UNRWA mulai merehabilitasi sebagian fasilitas di Suriah sehingga mampu memberikan layanan di wilayah milik pengungsi Palestina.
UNRWA juga berusaha merehabilitasi bangunan di Yarmuk untuk digunakan pusat multiguna setelah 500 keluarga kembali ke sana.
BACA JUGA: PBB Putuskan Perpanjang Mandat UNRWA terhadap Palestina
Terakhir, pengungsi Palestina di Suriah terutama di kamp pengungsi Deir Ballut menjadi korban banjir. Seseorang berjalan melalui jalan-jalan kamp pengungsi Palestina Deir Ballut di distrik Jenderes, utara Suriah. Dia merasa seakan sudah berada di daerah di luar batas waktu. Waktu yang siklusnya tampak singkat di musim dingin.
Bersamaan dengan terbenamnya matahari, semuanya menjadi tenang kecuali suara hujan atau angin dingin. Di pagi hari, skenario kehidupan berulang dengan monoton yang sama diulangi setiap hari. []
SUMBER: PALINFO