“Ada dua hadiah yang banyak pria tidak menghiraukannya – kesehatan dan liburan yang baik”
(HR Bukhari)
10 Oktober 2019 lalu, dunia memperingati Hari Kesehatan Mental. Hari Kesehatan Mental Sedunia merupakan hari untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah kesehatan mental dan belajar lebih banyak tentang bagaimana kita dapat memiliki pikiran yang lebih sehat. Sebagai Muslim, kita tahu bahwa kesehatan fisik dan mental kita adalah amanah dari Allah, dan itu adalah kewajiban kita untuk menjaganya.
Dikutip dari The Muslim Vibe, berikut ini 10 tips penting dari Alquran dan hadis untuk membantu menjaga kesehatan mental. Beberapa diantaranya adalah tips yang lebih umum berlaku untuk kesehatan mental semua orang, dan beberapa berlaku untuk masalah mental yang lebih serius.
1 Jaga kesehatan fisik Anda
Kesehatan fisik yang baik dan kesehatan mental yang baik jelas saling terkait. Dari mengurangi waktu, untuk membentuk rutinitas tidur yang baik, hingga meluangkan waktu untuk berolahraga, ada banyak cara di mana meningkatkan kesehatan fisik kita dapat membuat cemas atau stres berkurang.
“Jadi makanlah makanan yang halal dan baik yang disediakan Allah untuk Anda, dan bersyukurlah atas karunia Allah… ” (QS 16: 114)
Manfaat diet sehat tidak bisa terlalu ditekankan. Makanan yang Anda makan memengaruhi cara otak Anda bekerja, dan bahkan kekurangan nutrisi tertentu yang halus dapat membuat Anda lebih lelah, cemas, atau sedih. Berikut adalah beberapa tips dasar dari buku terlaris Food: Your Miracle Medicine oleh Jean Carper:
- Makanan rendah lemak, kaya protein seperti ikan memberi energi pada otak Anda dan membuat Anda waspada, sementara makanan yang kaya gula mengurangi proses mental Anda.
- Banyak karbohidrat meningkatkan serotonin di otak Anda, yang akan mengangkat suasana hati Anda jika Anda secara umum mengalami depresi atau mengalami musim dingin yang biru.
- Asam folat, ditemukan dalam sayuran berdaun hijau dan kacang-kacangan, dapat membuat Anda kurang tertekan dan mudah tersinggung dan memperbaiki pola tidur Anda.
- Kacang-kacangan dan buah-buahan, mengandung banyak boron, meningkatkan kewaspadaan mental Anda.
- Jika Anda rentan terhadap kecemasan, hindari kafein, dan makan karbohidrat kompleks seperti pasta dan kentang.
BACA JUGA: Dahsyatnya Zikir untuk Mencapai Kesehatan Mental
Seperti yang Anda lihat, banyak penyembuhan untuk masalah kesehatan mental kita dapat ditemukan dalam “makanan yang halal dan baik” yang telah disebutkan Allah kepada kita dalam Alquran. Sebaiknya Anda mengkonsumsi makanan Sunnah seperti kurma, lentil, dan madu, yang kesemuanya melakukan keajaiban bagi kesehatan fisik dan mental Anda.
“…Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan…” (QS Al A’raf: 31)
Ingatlah, seimbang di atas segalanya – terlalu banyak jenis makanan apa pun akan berdampak negatif pada kesehatan Anda! Juga ingat bahwa, meskipun makanan ini dapat menyembuhkan banyak masalah, jika depresi atau kecemasan Anda lebih parah, dokter umum Anda mungkin menganjurkan Anda minum obat sebagai tambahan dari perubahan gaya hidup ini.
2 Ubah peran siklus informasi dalam hidup Anda
Beristirahat dari berita atau informasi tertentu adalah tip kesehatan mental yang umum, terutama di zaman sekarang ini, ketika ‘hoax’ begitu menyebar. Menghindari berita pasti mengurangi negativitas dalam hidup Anda, memungkinkan Anda untuk lebih fokus secara positif pada keluarga dan teman, pekerjaan, hobi, usaha kreatif, dan perjalanan spiritual Anda.
Namun, jika Anda harus mengikuti urusan saat ini dan tidak dapat mengambil istirahat pendek, itu ide yang baik untuk cukup menyisihkan waktu setiap hari untuk siklus berita. Jangan gulir melalui Twitter atau aplikasi berita. Buat jadwal dan patuhi itu! Penting juga untuk TIDAK memeriksa berita pertama di pagi hari, karena ini akan menurunkan mood Anda dan memengaruhi sisa hari Anda secara negatif.
Ada dua poin dalam Alquran dan hadis yang menyinggung hal ini.
Pertama, penting untuk menaruh kepercayaan kita kepada Allah sehubungan dengan Rencana-Nya dan tidak menyerah pada keputusasaan. Kisah penciptaan manusia secara mengejutkan menghibur dalam hal ini.
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al Baqarah: 30)
Dalam ayat ini, para malaikat bertanya-tanya mengapa Allah akan menciptakan manusia, padahal itu hanya akan mengarah pada korupsi, perang, dan kejahatan yang kita lihat di sekitar kita hari ini. Namun, Allah menjawab dengan mengatakan bahwa Dia lebih tahu daripada para malaikat. Kemudian dalam ayat-Nya, Allah mengulangi diri-Nya – “Apakah Aku tidak memberi tahumu bahwa Aku tahu (aspek) yang tak terlihat dari langit dan bumi?” – sebelum memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam (as).
Bagi kebanyakan orang, yang menjalani kehidupan mereka dengan kesopanan dan belas kasihan, korupsi dan perang yang kita lihat di dunia berada di luar jangkauan pemahaman. Berita itu cukup mengerikan ketika dilaporkan secara objektif, dan sensasionalisme memperburuk perasaan putus asa. Siklus berita tampaknya menegaskan ketidakmanusiawian umat manusia alih-alih menyoroti kebaikan atau kemajuan, tetapi kisah dari Al-Qur’an ini adalah salah satu harapan.
Tidak peduli apa yang kita lihat di sekitar kita, kita harus ingat bahwa Allah, Yang Mahatahu, Yang Terbaik dari Para Hakim, dan Yang Maha Penyayang dan Pemurah, memberi tahu para malaikat tentang manusia, “Sungguh, Aku tahu apa yang tidak kamu ketahui.”
Kedua, Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang melihat kejahatan, biarkan dia mengubahnya dengan tangannya; dan jika dia tidak mampu melakukannya, maka dengan lidahnya; dan jika dia tidak mampu melakukannya, maka dengan hatinya – dan itu adalah iman yang paling lemah.” (HR Muslim).
Alih-alih hanya menjadi konsumen berita yang kita lihat, kita harus berusaha mengubahnya. Apakah ini berarti meningkatkan kesadaran di media sosial, mengambil bagian dalam protes atau demonstrasi, atau mengurangi penderitaan dengan memberikan amal, adalah tanggung jawab kita untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik, dengan cara sekecil apa pun yang kita bisa.
Saran ini membawa kita ke ujung kesehatan mental ketiga kita.
3 Bantu orang lain dan Anda akan membantu diri Anda sendiri
Bersikap baik hati dan murah hati terbukti secara ilmiah lebih baik untuk kesehatan mental dan fisik Anda. Satu studi yang dilakukan oleh University of Zurich menemukan bahwa ‘membantu orang lain dan bersikap murah hati kepada mereka meningkatkan kebahagiaan’, dan penelitian juga menunjukkan bahwa mereka yang bermurah hati cenderung memiliki kesehatan yang lebih baik (seperti tekanan darah rendah) dan bahkan harapan hidup yang lebih lama.
Utusan Allah (saw) berkata, “Amal diberikan pada setiap sendi orang untuk setiap hari di mana matahari terbit …” (HR Bukhari).
Apakah ini tersenyum pada seorang teman, membuat seorang rekan secangkir teh, atau mengubah hidup seorang anak yatim, mengikuti Sunnah dari amal tidak hanya akan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik, itu juga akan meningkatkan kesehatan mental Anda.
4 Ingatlah Allah dan percaya pada dukungan-Nya – bahkan ketika Anda merasa terisolasi darinya
“Sesungguhnya, dengan mengingat Allah hati mendapat ketenangan.” (QS Ar-Ra’du: :28)
Apapun emosi yang mengganggu hati Anda – kecemasan, kecemburuan, stres, keragu-raguan, kemarahan, ketidakpuasan, kekhawatiran, kesedihan, ketakutan, sakit hati, kesedihan – mengingat Allah melalui dzikir, doa, atau kontemplasi, akan membantu meringankannya. Seluruh alam semesta terus-menerus memuji dan menyembah Allah, dari gunung sampai lebah, dan mengingat dan berserah kepada Allah adalah tujuan alami dan kondisi pikiran kita. Oleh karena itu, masuk akal bahwa mengingat Dia akan membawa ketenangan dan kedamaian di hati kita.
Salah satu konsekuensi dari hidup dengan penyakit mental seperti depresi atau kecemasan dapat berupa perasaan putus asa dan kurangnya hubungan dengan Allah. Bahkan ketika Anda mencoba mengingat-Nya, Anda tidak merasa itu membantu dan hati Anda tidak tenang. Ada baiknya merenungkan pelajaran Surah Dhuha selama masa-masa ini.
BACA JUGA: Ini 4 Penyakit Mental Paling Berbahaya, Kenali Ciri-cirinya
Surah Dhuha diturunkan setelah selang waktu selama tidak ada wahyu turun, dan Nabi Saw merasa khawatir dan cemas sebagai hasilnya. Ayat-ayat Surah Dhuha secara khusus diarahkan untuk menenangkan hati (melihat) Nabi Muhammad:
“Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap). Rabbmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu. Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan). Dan kelak Rabbmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.” (QS ad Dhuha: 1-5)
Jadi, bahkan jika Anda merasa putus asa dan sendirian dalam hubungan Anda dengan Allah – jangan putus asa. Bertekun dalam mengingat-Nya, dan ketahuilah bahwa Dia mengingat Anda, bahkan jika itu membutuhkan waktu Anda untuk benar-benar merasakan dan memahaminya. []
SUMBER: THE MUSLIM VIBE