JAKARTA—Dolar Amerika Serikat (AS) masih belum bosan menguat sejak Senin (24/9/2018) kemarin. Jika sebelumnya isu perang dagang AS vs Cina menjadi motor penggerak penguatan greenback, hari ini sentimen kenaikan suku bunga mendominasi.
BACA JUGA: Dolar Menguat di Beberapa Negara, DPR: Indonesia yang Terparah
Pada Selasa (25/9/2018) pukul 15:21 WIB, 1 USD dibanderol Rp 14.915. Rupiah melemah 0,34% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Saat pembukaan pasar, rupiah sudah melemah 0,06%. Seiring perjalanan pasar, depresiasi rupiah semakin menjadi. Posisi terkuat rupiah sampai tengah hari ini ada di Rp 14.865 yaitu saat pembukaan pasar.
Sedangkan terlemahnya adalah Rp 14.910/USD. Mata uang Asia juga ramai-ramai melemah terhadap dolar AS. Namun dengan pelemahan 0,34%, rupiah resmi menjadi mata uang dengan depresiasi terdalam di Asia. Di bawah rupiah ada peso Filipina, disusul rupee India di posisi ketiga.
BACA JUGA: Bisnis Travel Umrah dan Haji Waspadai Kenaikan Dolar AS
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bangka Belitung memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan melemah hingga 2019 mendatang.
Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan pergerakan harga minyak dunia yang menunjukkan peningkatan diprediksi akan jadi beban bagi fiskal negara. []
SUMBER: CNBC | KLIKBABEL