SIGI—Gempa yang menimpa Sigi sebulan lalu masih menyisakan luka bagi keluarga Mulyono (55). Warga Kelurahan Petobo, Kecamatan Biromaru ini merupakan salah satu korban yang berhasil menyelamatkan diri dari gulungan lumpur akibat likuifaksi.
Ditemui di pengungsian, Mulyono menceritakan kisah pilu mengenai anggota keluarganya yang hilang tertimbun lumpur.
BACA JUGA: Pernah jadi Relawan di Palu, Syahrul Eko Dikenal Suka Menolong
“Kita semua ada lima belas orang, tapi yang selamat hanya empat. Sebelas lagi tertimbun dan sudah sulit untuk dievakuasi,” jelas Mulyono kepada INA News Agency, Sabtu (3/11/2018) di kelurahan Petobo, Biromaru, Sigi, Sulawesi Tengah.
Sulit untuk membayangkan apa yang dialami Mulyono. Namun, takdir memaksanya tegar menghadapi kenyataan bahwa saudara ipar, menantu, dan cucunya yang masih berusia tiga tahun menjadi korban dari peristiwa alam yang begitu mencengangkan itu. Meski demikian, ia mengaku telah ikhlas.
Selain luka hati akibat kehilangan orang-orang yang dikasihi, efek gempa yang dahsyat membuat membuat Mulyono kehilangan mata pencahariannya sementara waktu karena patah kaki.
Begitu juga dengan anaknya, Estin (28). Dia harus terbaring lemas karena mengalami patah di bagian tubuh yang sama. Bukan hanya itu, Estin mesti mengukuhkan kesabarannya karena kehilangan suami dan anak bungsunya, Zahira Az-Zahra (3).
BACA JUGA: DPRD Kabulkan Tuntutan Massa untuk Turunkan Walikota dan Wakil Walikota Palu
Saat ini Mulyono dan keluarga hanya berharap kepada pemerintah agar memberi perhatian lebih kepada korban. Terlebih, dalam beberapa hari terakhir bantuan mulai berkurang.
“Bantuan mulai berkurang. Sehingga kami kadang harus menunggu datangnya air dalam tiga atau empat hari,” ungkapnya. []
REPORTER: Hilman/INA