5. Salam dan berita masuk syurga dari Allah SWT
Ibnu Abbas ra berkata: “manakala kafilah dagang Abdurrahman bin Auf kembali dari Syam langsung dibawa kepada Nabi saw, lalu Nabi saw berdoa untuknya agar dimasukkan syurga, lalu turunlah Jibril berkata: Sesungguhnya Allah mengirimkan salam untukmu dan berkata: kirimkanlah salam saya kepada Abdurrahman bin Auf dan sampaikan berita gembira beliau masuk syurga.
6. Penghargaan Nabi SAW
Abu Umar dan beberapa orang lainnya berkata: Abdurrahman bin Auf ikut dalam perang Badar dan semua peperangan lainnya, beliau tetap setia membentengi Nabi saw pada perag Uhud, salah seorang dari sepuluh orang yang dijamin masuk syurga, salah seorang dari lapan orang yang terdahulu masuk syurga, salah seorang dari enam orang anggota syurga yang disaksikan oleh Umar bahwa Rasulullah saw telah ridha terhadap mereka, salah seorang dari lima orang yang masuk Islam dalam tangan Abu Bakar, Rasulullah saw pernah mengutusnya ke Dumah al-Jandal, memakaikan surban dan menyalipnya pada ke dua bahunya lalu berkata kepadanya: pergilah dengan mengucapkan bismillah dan mewasiatkannya beberapa wasiat, dan berkata kepadanya: jika Allah memberi kemenangan kepadamu maka kawinilah anak perempuan dari pemimpin mereka, atau disebutkan berkata anak perempuan raja mereka sedangkan pemimpin mereka adalah al-Asbagh bin Tha’labah al-Kalibi lalu iapun mengawini anak perempuannya Tamadhur dan ia adalah ibu dari anaknya Abi Salamah.
BACA JUGA: Belajar dari Persaudaraan Abdurrahman bin Auf dan Sa’ad bin Rabi’
7. Kepercayaan Nabi SAW terhadap kekuatan imannya
Ubaidillah bin Abdullah bin ‘Utbah bin Mas’ud berkata: Bahwa Rasulullah saw memberikan (sesuatu) kepada khalayak ramai dan tidak memberikan apapun kepada Abdurrahmah bin Auf sedangkan ia berada dalam khalayak tersebut.
Lalu Abdurrahman bin Auf keluar dari barisan tersebut dalam keadaan menangis, maka Umar bin Khattab melihat dan berkata: apa yang membuatmu menangis?
Ia menjawab: Rasulullah saw memberikan sesuatu kepada orang ramai padahal saya ada di tengah orang-orang tersebut, maka aku takut Rasulullah saw tidak memberikan sesuatu kepadaku disebabkan oleh hal yang tidak disukai dariku.
Lalu Umar masuk menemui Nabi saw dan menceritakan peristiwa yang dialami oleh Abdurrahman bin Auf, lalu Rasulullah saw berkata: Saya tidak marah kepadanya akan tetapi telah menyerahkannya kepada keimanannya.
8. Orang yang sudah bahagia dalam perut ibunya
Ibrahim bin Abdurrahman bin Auf berkata: Manakala Abdurrahman bin Auf terlelap sebentar kemudian bangun kembali lalu bercerita: Sesungguhnya telah datang kepadaku dua orang malaikat yang berperawakan menakutkan lalu keduanya berkata: Ikuti bersama kami untuk diadukan kepada Allah.
Lalu keduanya dijumpai oleh seorang malaikat maka berkata: Mau dibawa kemana lelaki tersebut? Keduanya menjawab: Kami mau mengadukannya kepada Allah. Ia berkata: Lepaskanlah ia karena sesungguhnya ia telah dituliskan sebagai lelaki bahagia sedangkan ia masih dalam kandungan ibunya.
BACA JUGA:Â Terlalu Kaya, Abdurrahman bin Auf Masuk Surga dengan Merangkak?
9. Keilmuannya
Ibnu Abbas ra bahwa ketika Umar menuju ke Syam dan manakala sampai di Sara’ beliau dikabarkan bahwa Syam telah dilanda oleh penyakit waba’ (penyakit menular). Lalu mengumpulkan semua sahabat Rasulullah saw dan meminta pendapat.
Sehingga muncullah berbagai pendapat namun beliau menyetujui pendapat untuk kembali (agar tidak meneruskan perjalanan). Tiba-tiba muncullah Abdurrahman bin Auf yang menghilang beberapa saat karena buang hajat lalu berkata: Sesungguhnya saya sangat mengerti masalah ini, karena aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: Apabila terjadi penyakit menular di suatu tempat maka janganlah kamu masuk ke dalamnya dan apabila terjadi di suatu tempat sedangkan kamu berada di dalamnya maka janganlah kamu keluar darinya karena lari dari penyakit tersebut.
BACA JUGA:Â Sumbang Dua Ratus Uqiyah Emas, Ini yang Ditinggalkan Abdurrahman bin Auf untuk Keluarganya
10. Rujukan Umar
Anas ra menceritakan bahwa peminum khamar Nabi saw dijatuhkan hukuman jilid dengan pelepah kurma dan sandal sebanyak empat puluh kali dan demikian juga Abu Bakar.
Seterusnya Anas ra menceritakan ketika Umar diangkat menjadi khalifah: Sesungguhnya orang kampung telah datang ke kota, apa pendapat kalian tentang hukum peminum khamar? Lalu Abdurrahman bin Auf berkata: Kita menetapkan hukumannya di bawah hukuman hudud maka (Umarpun) menetapkan hukuman sebanyak delapan puluh kali jilid.
11. Ketawadhuannya
Walaupun beliau merupakan sosok sahabat Nabi saw yang telah dijanjikan masuk syurga namun titel tersebut tidak menyebabkan beliau lupa diri. Sa’id bin Jubair berkata: Abdurrahman bin Auf tidak dapat dibedakan di antara hamba sahayanya. []