SHALAT merupakan tiang agama. Wajib ditegakkan oleh seluruh kaum muslimin yang sudah dibebani syariat shalat. Dan bagi laki-laki, shalat akan lebih sempurna jika dikerjakan secara berjamaah. Meski keutamaan shalat berjamaah sangat agung, namun masih saja kita sering mengabaikannya.
Pada umumnya, shalat berjamaah akan dilakukan di awal waktu. Dan shalat di awal waktu disebut amalan paling utama.
Abu Dawud dan at-Tirmidzi meriwayatkan dari Ummi Farwah, ia berkata, Rasulullah ﷺ pernah ditanya,
“Amalan apakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Shalat pada awal waktunya.” Dan dalam riwayat milik muslim disebutkan, “Amal yang paling utama yaitu shalat pada waktunya dan berbakti pada ibu bapak.”
Begitu juga dengan shalat berjamaah dapat melindungi orang muslim dari meremehkan shalat atau lupa melaksanakannya, atau menundanya hingga habis waktu.
BACA JUGA: Merosotnya Iman Lelaki karena Jauh dari Shalat Berjamaah
Bahkan banyak orang-orang yang meninggalkan shalat, mulanya adalah bahwa mereka meninggalkan shalat jamaah.
Dan karena rahmat Allah SWT kepada kita, Dia mensyariatkan pada kita melaksanakan shalat lima waktu secara berjamaah.
Lebih dari itu, Allah telah mengancam orang-orang yang lalai dari shalat dan menunda-nunda hingga habis waktunya, dengan Firman-Nya,
“Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dalam shalatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan (menolong) dengan barang berguna.” (QS. Al-Ma’un : 4-7). []
Dikutip dari buku 77 Tanya-Jawab Seputar Shalat yang disusun oleh Ustadz Abdul Somad, setidaknya dari sekian banyak keutamaan shalat berjamaah, berikut sebelas di antaranya:
1. Keutamaan shalat berjamaah, melipat gandakan amal.
Sebagaimana yang dinyatakan dalam hadis:
.» صَلاَةُ اتصَْمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَدِّ بِسَبْعٍ وَعِ نَ دَرَجَةً «: عَنِ ابْنِ عُمَ أَ لَّا ف رَسُوؿَ الللَّاوِ -صلى الله عليو وسلم- قَاؿَ
Dari Ibnu Umar, sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda: “Shalat berjamaah lebih baik daripada shalat sendirian sebanyak dua puluh tujuh tingkatan.” (HR. Muslim).
2. Keutamaan shalat berjamaah, dijaga Allah SWT dari setan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِ لَّا ف ال لَّا يْطَافَ ذِئْبُ الإِ سَافِ ئْبِ الْ نَمِ خُ ال لَّا اةَ الْ اصِيَةَ وَالنلَّاا يَةَ فَ لَّاا مْ وَال دِّ عَابَ وَعَلَيْكُمْ بِاتصَْماعَةِ وَالْعَالَّامةِ والْمَسْ دِ
“Sesungguhnya setan itu bagi manusia seperti srigala bagi kambing, srigala menangkap kambing yang memisahkan diri dari gerombolannya dan kambing yang menyendiri. Maka janganlah kamu memisahkan diri dari jamaah, hendaklah kamu berjamaah, bersama orang banyak dan senantiasa memakmurkan masjid.” (HR. Ahmad bin Hanbal).
Dalam hadis riwayat Abu ad-Darda’ disebutkan:
مَا مِنْ ثَلاَثَةٍ قَػ ةٍ وَلاَ بَدْوٍ لاَ تػ اُ فِي مُ ال لَّا صلاَةُ إِلالَّا قَدِ اسْتَحْوَذَ عَلَيْ مُ ال لَّا يْطَافُ فَػعَلَيْكَ بِاتصَْمَاعَةِ فَ لَّا ا لُ الدِّ ئْبُ الْ اصِيَة
“Ada tiga orang yang berada di suatu kampung atau perkampungan badui, tidak dilaksanakan shalat berjamaah, maka sungguh setan telah menguasai mereka. Maka laksanakan shalat berjamaah, karena sesungguhnya srigala hanya memakan kambing yang memisahkan diri dari jamaah.” (HR. Abu Daud)
3. Keutamaan shalat berjamaah semakin bertambah dengan banyaknya jumlah orang yang shalat.
Berdasarkan hadits dari Ubai bin Ka’ab. Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya shalat seseorang dengan satu orang lebih utama daripada shalat sendirian. Shalat seseorang bersama dua orang lebih utama daripada shalatnya bersama satu orang. Jika lebih banyak, maka lebih dicintai Allah Swt.” (HR. Abu Daud).
4. Keutamaan shalat berjamaah, Dijauhkan dari Azab neraka dan dijauhkan dari sifat munafik.
Keutamaan shalat berjamaah selama empat puluh hari tanpa ketinggalan takbiratul ihram bersama imam, akan dijauhkan dari azab dan sifat munafik.
Berdasarkan hadits Anas bin Malik. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ صَللَّاى لِللَّاوِ أَرْبَعِ ػوَْمًا ترََاعَةٍ دْرِؾُ التلَّاكْبِيرَةَ الأُولَذ تِبَتْ لَوُ بػ اءَتَافِ بػ اءَةٌ مِنَ النلَّاارِ وَبػ اءَةٌ مِنَ الندِّػفَاؽِ
“Siapa yang melaksanakan shalat karena Allah Swt selama empat puluh hari berjamaah, ia mendapatkan takbiratul ihram. Maka dituliskan baginya dijauhkan dari dua perkara; dari neraka dan dijauhkan dari kemunafikan.” (HR. At-Tirmidzi).
Dalam hadis ini terdapat keutamaan ikhlas dalam shalat, karena Rasulullah ﷺ mengatakan: “Siapa yang melaksanakan shalat karena Allah Swt.”
Artinya tulus ikhlas hanya karena Allah Swt semata. Makna dijauhkan dari kemunafikan dan azab neraka adalah: dilepaskan dan diselamatkan dari kedua perkara tersebut.
Dijauhkan dari kemunafikan, artinya: selama di dunia ia diberi jaminan tidak melakukan perbuatan orang munafik dan selalu diberi taufiq oleh Allah Swt untuk selalu berbuat ikhlas karena Allah Swt. Maka di akhirat kelak ia diberi jaminan dari azab yang menimpa orang munafik. Rasulullah ﷺ memberi kesaksian bahwa ia bukan orang munafik, karena sifat orang munafik merasa berat ketika akan melaksanakan shalat.
5. Siapa yang melaksanakan shalat Shubuh berjamaah, maka ia berada dalam lindungan Allah Swt hingga petang hari.
Hal ini berdasarkan hadis riwayat Jundub bin Abdillah. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ صَللَّاى الصُّبْحَ فَػ وَ ذِلَّامةِ الللَّاوِ
“Siapa yang melaksanakan shalat Shubuh berjamaah, maka ia berada dalam lindungan Allah Swt.” (HR. Muslim).
6. Keutamaan shalat berjamaah, mendapatkan balasan pahala seperti haji dan umrah.
Berdasarkan hadis riwayat Anas bin Malik. Rasulullah ﷺ bersabda:
قَاؿَ قَاؿَ رَسُوؿُ الللَّاوِ .» مَنْ صَللَّاى الْ دَاةَ ترََاعَةٍ ثُُلَّا قَػعَدَ الللَّاوَ لَّاتَّ تَطْلُعَ ال لَّا مْسُ ثُُلَّا صَللَّاى رَ عَتَػ ا تْ لَوُ جْ لَّا ةٍ وَعُمْ ةٍ
.» تَالَّامةٍ تَالَّامةٍ تَالَّامةٍ « – -صلى الله عليو وسلم
“Siapa yang melaksanakan shalat Shubuh berjamaah, kemudian ia duduk berzikir hingga terbit matahari, kemudian ia melaksanakan shalat dua rakaat. Maka ia mendapatkan balasan pahala seperti haji dan umrah.” Kemudian Rasulullah ﷺ mengatakan, “Sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. At-Tirmidzi).
7. Keutamaan shalat berjamaah, balasan shalat Isya’ dan shalat bhubuh berjamaah seperti shalat malam.
Berdasarkan hadis riwayat Utsman bin ‘Affan. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ صَللَّاى الْعِ اءَ ترََاعَةٍ فَكَ لَّا ا قَاَ صْفَ الللَّايْلِ وَمَنْ صَللَّاى الصُّبْحَ ترََاعَةٍ فَكَ لَّا ا صَللَّاى الللَّايْلَ للَّاو
“Siapa yang melaksanakan shalat Isya’ berjamaah, maka seakan-akan ia telah melaksanakan Qiyamullail setengah malam. Siapa yang melaksanakan shalat Shubuh berjamaah, maka seakan-akan ia telah melaksanakan Qiyamullail sepanjang malam.” (HR. Muslim).
8. Malaikat berkumpul pada shalat Shubuh dan shalat Ashar.
Berdasarkan hadis riwayat Abu Hurairah. Rasulullah ﷺ bersabda: “Malaikat malam dan malaikat siang saling bergantian, mereka berkumpul pada shalat Shubuh dan shalat ‘Ashar. Kemudian yang bertugas di waktu malam naik, Allah Swt bertanya kepada mereka, Allah Swt Maha Mengetahui, “Bagaimanakah kamu meninggalkan hamba-hamba-Ku?” Mereka menjawab, “Kami tinggalkan mereka ketika mereka sedang melaksanakan shalat dan kami datang kepada mereka ketika mereka sedang melaksanakan shalat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
BACA JUGA: Muslim Wajib Baca, Inilah Makna Shalat yang Jarang Diketahui
9. Allah Swt mengagumi shalat berjamaah karena kecintaan-Nya kepada orang-orang yang melaksanakan shalat berjamaah.
إِ لَّا ف الللَّاوَ لَيَػعْ بُ مِنَ ال لَّا صلاَةِ اتصَْمِيعِ
“Sesungguhnya Allah Swt mengagumi shalat yang dilaksanakan secara berjamaah.” (HR. Ahmad bin Hanbal).
10. Menanti shalat berjamaah. Menurut hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda:
لاَ ػلََاؿُ الْعَبْدُ صَلاَةٍ مَا افَ مُصَلالَّاهُ ػنَْتَظِ ال لَّا صلاَةَ وَتَػ وؿُ الْمَلاَئِكَةُ الللَّا لَّا م ااْفِ لَوُ الللَّا لَّا م ارْتزَْو . لَّاتَّ ػنَْصَ ؼَ أَوْ دِثَ
“Seorang hamba yang melaksanakan shalat, kemudian ia tetap berada di tempat shalatnya menantikan pelaksanaan shalat, maka malaikat berkata: “Ya Allah, ampunilah ia, curahkanlah rahmat-Mu kepadanya.” Hingga ia beranjak atau berhadas. (HR. Muslim).
11. Keutamaan shaf pertama.
Berdasarkan hadis riwayat Abu Hurairah. Rasulullah ﷺ bersabda:
لَوْ ػعَْلَمُ النلَّااسُ مَا الندِّدَاءِ وَال لَّا ص دِّ ف الأَلَّاوؿِ ، ثُُلَّا لدَْ يََِدُوا إِلالَّا أَفْ سْتَ مُوا عَلَيْوِ لاَسْتَػ مُوا
“Andai manusia mengetahui apa yang ada dalam seruan azan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkannya melainkan dengan diundi, pastilah mereka akan melakukan undian.” (HR. Al-Bukhari). []