DALAM perjalanan menuju perang Tabuk, Abu Dzar tertinggal di belakang pasukan karena beliau mengendarai hewan yang lambat jalannya. Saat mengetahui hal ini, para sahabat memberitahukan hal tersebut Nabi Shalahu alaihi wassalam.
Nabi memutuskan mendirikan tenda di sebuah tempat terdekat. Sementara itu Abu Dzar yang tertinggal di belakang merasa kecewa dengan kendaraannya, lalu turun dan berjalan kaki.
Saat itu salah seorang sahabat berteriak bahwa ada seseorang dikejauhan sedang menuju kemari. Nabi SAW berkata: “Ya Allah, semoga itu Abu Dzar.”
Sahabat lainnya memberitahu Nabi bahwa orang itu memang Abu Dzar.
Maka Nabi berdo’a: “Semoga Allah Subhanawa Ta’ala mengampuni Abu Dzar ! ia berjalan sendirian, akan mati sendirian dan akan dibangkitkan kembali sendirian.”
Kemudian beliau memerintahkan kepada para sahabat agar memberinya air. Tetapi ketika Abu Dzar tiba, beliau melihatnya sedang membawa sewadah air.
Nabi bertanya kepadanya, “Kamu punya air tetapi kamu tampak kehausan?”
“Ya, Nabi Allah! Semoga kedua orang tuaku dikorbankan untukmu! Di tengah jalan aku merasa kehausan, lalu aku pergi kesebuah tempat yang ada airnya. Setelah mencicipinya aku merasa sejuk dan enak dan aku berkata pada diriku, ‘Tidaklah adil jika aku meminum air ini sebelum Nabi meminumnya’,” jawab Abu Dzar.
Mendengar ini Nabi berkata, “Wahai Abu Dzar! Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu! Engkau akan meniti hidupmu kelak dalam kesendirian, mati dalam kesendirian yang jauh dari rumah penduduk, dan kemudian masuk syurga sendirian.” []
Sumber: Karakteristik Perihidup Enam puluh Sahabat Rasullullah SAW/Karya: Khalin Muhammad Khalid/Diponegoro Bandung