GAZA – 12 orang dan lebih dari 1.100 warga Palestina lainnya terluka dalam aksi damai yang berakhir dengan penembakan oleh tentara Israel di perbatasan Gaza.
Menurut Direktur Global Humanity Respons (GHR) Bambang Triono tuntutan aksi itu mengarah tepat ke Israel, otoritas yang paling bertanggung jawab atas diskriminasi dan penindasan Gaza selama ini. Aksi ini bertajuk “Al Awdah March” (Aksi Kembalinya Tanah Palestina).
“Ribuan warga Gaza yang tergabung dalam aksi besar ini pun menyebutnya sebagai Land Day,” ungkap Bambang
Tanggal 30 Maret menjadi hari nasional dan telah menjadi hari simbolis yang selalu diingat. Tanggal 30 Maret, 42 tahun silam, 6 orang Arab warga Israel yang mendukung Palestina dibunuh oleh militer Israel. Pembunuhan itu terjadi dalam sebuah demonstrasi atas pendudukan Israel terhadap tanah Palestina.
Memperingati kejadian itu, selama enam pekan ke depan, demonstrasi besar akan berlangsung sepanjang hari tanpa henti, di lima titik berbeda sepanjang perbatasan Israel. Protes mereka mengerucut pada satu tuntutan penting, yakni kembalinya hak warga Palestina atas rumah dan tanah mereka yang kini dijajah secara terang-terangan oleh Israel.
Sejak Jumat 30 Maret hingga 15 Mei atau di puncak hari yang dikenal dengan “Nakba” atau “Malapetaka” (Nakba Day) merupakan peringatan penting tentang peristiwa di tahun 1948 dimana ratusan ribu jiwa warga Palestina terusir dari tanah mereka yang dicaplok Israel.
Dalam orasi-orasi damai, mereka menuntut hak-hak rakyat atas tanah Palestina yang terjajah. Sampai hari Nakba, ribuan anak-anak, pemuda Gaza, sampai para lansia di Gaza turut ambil bagian dalam demonstrasi besar-besaran ini.
Uniknya, dalam aksi itu turut dikibarkan bendera Indonesia dan bendera lembaga kemanusiaan ACT.
Keterlibatan ACT dalam aksi tersebut, menurut Bambang adalah sebagai penyediaan dapur umum untuk warga peserta aksi.
“Aksi ini hingga dua bulan ke depan, Pasti membutuhkan logistik yang banyak. Untuk itu kami akan hadir menjadi penguat para pejuang di lokasi,” jelas Bambang. []
SUMBER: REPUBLIKA