BERIKUT macam Istighfar bagian kedua.
➡ Kedelapan:
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ، وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
“ASTAGHFIRULLÔHAL ‘ADZÎM ALLADZÎ LÂ ILÂHA ILLÂ HUWAL HAYYUL QOYYÛM WA ATÛBU ILAIHI”.
(Aku memohon ampunan kepada Allah yang Mahaagung. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Dia Yang Mahahidup dan Maha berdiri sendiri).
Barang siapa mengucapkannya, niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun ia lari dari medan pertempuran. HR. Al-Hakim dan dinilai sahih oleh beliau juga al-Albany.
BACA JUGA: Istighfar, Obat Mujarab Pahitnya Kehidupan
Pada pertemuan lalu kita telah membahas beberapa redaksi istighfar yang termaktub di dalam Hadits. Berikut kelanjutannya;
➡ Kesembilan:
“اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ“
“ALLÔHUMMAGH FIRLANÂ WAR HAMNÂ WA TUB ‘ALAINÂ, INNAKA ANTAT TAWWÂBUR ROHÎM”
(Ya Allâh, ampunilah kami dan sayangilah kami, serta terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkau Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang). HR. An-Nasa’iy dalam al-Kubra.
➡ Kesepuluh:
“أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ”
“ASTAGHFIRULLÔH WA ATÛBU ILAIH”.
(Aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya).
Dalam HR. Bukhari, Abu Hurairah radhiyallahu’anhu menerangkan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihiwasallam dalam sehari membacanya lebih dari tujuhpuluh kali.
➡ Kesebelas:
“رَبِّ اغْفِرْ لِى وَتُبْ عَلَىَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ”
“ROBBIGHFIRLÎ WA TUB ‘ALAYYA INNAKA ANTAT TAWWÂBUR ROHÎM”
(Ya Rabbi ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang).
Dalam HR. Abu Dawud yang dinilai sahih oleh al-Albany, Ibn Umar radhiyallahu’anhuma menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam sering membaca istighfar di atas dalam sekali duduk sebanyak seratus kali.
Dalam berbagai redaksi di atas, istighfar digandengkan dengan permohonan taubat. Ibn al-Qayyim dalam Madârij as-Sâlikîn menjelaskan bahwa jika istighfar disebutkan secara bersamaan dengan taubat, maka yang dimaksud dari istighfar adalah meminta perlindungan dari keburukan dosa yang telah terjadi.
Sedangkan taubat adalah kembali dan meminta perlindungan dari keburukan yang dikhawatirkan terjadi di masa yang akan datang, berupa kejelekan amal yang dia perbuat. Maka istighfar adalah menghilangkan keburukan, sedangkan taubat adalah meminta adanya manfaat (kebaikan).
Ampunan akan melindungi diri kita dari keburukan dosa yang telah terjadi. Adapun taubat, setelah adanya perlindungan tersebut, maka terwujudlah apa yang dia cintai atau dia harapkan berupa maslahat atau kebaikan.
➡ Keduabelas:
“أَسْتَغْفِرُ اللهَ”
“ASTAGHFIRULLÔH”.
(Aku memohon ampun kepada Allah).
Redaksi di atas dibaca antara lain setiap selesai shalat fardhu, sebanyak tiga kali. Sebagaimana dalam HR. Muslim dari Tsauban radhiyallahu’anhu.
➡ Pahala Istighfar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ,
ﻭَﺍﻟَّﺬِﻯ ﻧَﻔْﺴِﻰ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﻟَﻮْ ﻟَﻢْ ﺗُﺬْﻧِﺒُﻮﺍ ﻟَﺬَﻫَﺐَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻜُﻢْ ﻭَﻟَﺠَﺎﺀَ ﺑِﻘَﻮْﻡٍ ﻳُﺬْﻧِﺒُﻮﻥَﻓَﻴَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻓَﻴَﻐْﻔِﺮُ ﻟَﻬُﻢْ
“ Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya kalian tidak pernah berbuat dosa, niscaya Allah akan mengganti kalian dengan mendatangkan suatu kaum yang kemudian kaum tersebut berbuat dosa, kemudian mereka meminta ampun kepada Allah, dan Allah akan mengampuni mereka.” (HR. Muslim)
BACA JUGA: Ini Ternyata Jumlah Istighfar Nabi Setiap Hari
➡Kapan Disunnahkan Membaca Istighfar
Sejatinya seorang hamba disyariatkan untuk memperbanyak istighfar kapan saja. Al-Hasan al-Bashry menjelaskan, “Perbanyaklah istighfar di rumah kalian, di meja makan kalian, di jalan-jalan kalian, di pasar dan di majlis-majlis kalian. Sungguh kalian itu tidak tahu kapankah ampunan Allah turun”.
Jadi, istighfar itu disyariatkan untuk dibaca kapan pun. Hanya saja hukumnya menjadi wajib saat kita melakukan perbuatan dosa. Dan hukumnya sunnah setelah kita selesai melakukan amal salih. Fungsinya adalah untuk menyempurnakan berbagai kekurangan yang ada di dalamnya. []
HABIS | SUMBER: ASUNNAH ASALAFUHSHALIH