MALI–Pemerintah Mali telah memecat para perwira tinggi militer dan pembubaran militer negaranya, sehari setelah terjadi tragedi pembantaian yang menewaskan lebih dari 130 orang.
Perdana Menteri Soumeylou Boubeye Maiga mengatakan pada Ahad (24/3/2019) bahwa kepala militer baru akan segera ditunjuk. Maiga juga mengatakan bahwa kelompok Dan Nan Ambassagou, yang terdiri dari pemburu Dogon, telah dibubarkan.
BACA JUGA: 134 Muslim Mali jadi Korban Pembantaian, Beberapa Dibakar Hidup-hidup
“Perlindungan warga akan tetap menjadi tugas utama negara,” kata Maiga kepada wartawan.
Korban selamat dari serangan pada Sabtu (23/3/2019) mengatakan bahwa pemburu etnis Dogon melakukan serangan di Ogossagou, sebuah desa di Mali tengah yang dihuni oleh komunitas Fulani.
Lalu sehari kemudian, kantor berita Reuters melaporkan bahwa kepala staf angkatan darat Jenderal M’Bemba Moussa Keita dipindahkan dan digantikan oleh Jenderal Abdoulaye Coulibaly, sementara kepala pasukan darat Jenderal Abdrahamane Baby digantikan oleh Brigadir Jenderal Keba Sangare.
BACA JUGA: Uniknya Masjid Larabanga, ‘Makkah’ dari Afrika Barat
Perkembangan terjadi beberapa jam setelah Presiden Ibrahim Boubacar Keita mengadakan pertemuan darurat sebagai tanggapan atas serangan yang menewaskan 134 orang yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak.
Para korban ditembak atau dibacok sampai mati dengan parang, kata sumber keamanan kepada AFP.
Tragedi ini adalah serangan paling mematikan sejak akhir intervensi militer yang dipimpin Prancis 2013 yang mengusir kembali kelompok-kelompok bersenjata yang telah menguasai Mali utara. []
SUMBER: ALJAZEERA