SURIAH–Rezim Suriah dilaporkan telah membangun ulang patung Hafez Al-Assad, ayah Presiden Bashar. Patung dibangun lagi pasca kemenangan militer yang membuat Bashar Assad berkuasa atas sebagian besar wilayah yang pernah dipegang oleh kelompok oposisi.
Menanggapi hal tersebut, ratusan warga Suriah di kota selatan Deraa memprotes pendirian patung baru almarhum ayah Presiden Bashar al-Assad, yang sebelumnya telah ditumbangkan pada pecahnya perang saudara Suriah delapan tahun silam.
BACA JUGA:Â UNICEF: Pengungsi Suriah Temukan Kedamaian di Turki
Para demonstran dan saksi mata mengatakan, penduduk berjalan melewati daerah tua kota yang porak poranda akibat perang yang menyerukan penggulingan Assad, beberapa hari sebelum peringatan ulang tahun konflik kedelapan dimulai.
“Suriah adalah milik kami, bukan untuk rumah Assad,” teriak pengunjuk rasa, Ahad (10/3/2019) ketika pasukan rezim menutup daerah itu untuk menghentikan penduduk dari bagian lain kota yang bergabung dengan aksi demonstrasi.
Deraa adalah tempat protes damai terhadap 40 tahun pemerintahan keluarga Assad otokratis yang dimulai pada 2011, dan disambut dengan kekuatan mematikan oleh rezim, sebelum menyebar ke seluruh negeri.
Tentara Suriah, dibantu oleh kekuatan udara Rusia dan milisi Iran, merebut kembali kendali Deraa dari pasukan oposisi pada Juli 2018 dalam perjalanan untuk mendapatkan kembali kendali atas sebagian besar wilayah Suriah.
Namun sejak itu, warga Deraa mengatakan ketidakpuasan telah tumbuh, ketika polisi rahasia Assad sekali lagi memperketat kontrol mereka dan kampanye penangkapan telah menebarkan ketakutan yang meluas.
Demonstrasi itu pecah setelah tembakan dari dekat alun-alun menyebabkan kepanikan di antara para hadirin, kata seorang saksi mata.
BACA JUGA:Â PBB Ungkap Israel Kubur Limbah Nuklir di Golan Suriah
Sekelompok pemuda yang memprotes di daerah lama Deraa membawa plakat bertuliskan, “Patung itu akan jatuh. Patung Anda dari masa lalu, tidak diterima di sini.”
“Orang-orang telah berkumpul tanpa organisasi dan untuk berdemonstrasi secara damai untuk menuntut keadilan,” kata Pengacara dan aktivis, Adnan Masalma.
“Negara ini telah hancur dan alih-alih rekonstruksi, kami justru merasa dipenjara,” tulis plakat protes lainnya. []
SUMBER: REUTERS
.