CUMULONIMBUS merupakan salah satu jenis awan yang sering kali dihubungkan dengan kecelakaan pesawat dan munculnya badai. Cumulonimbus sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Latin, “cumulus” berarti terakumulasi dan “nimbus” berarti hujan.
Awan ini terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer. Awan-awan ini dapat terbentuk sendiri, secara berkelompok, atau di sepanjang front dingin di garis squall. Awan ini menciptakan petir melalui jantung awan.
BACA JUGA: Lagi Makan Didatangi Kucing? Ada 3 Pesan yang Dibawanya Ternyata!
Awan Cumulonimbus terbentuk dari awan kumulus (terutama dari kumulus kongestus) dan dapat terbentuk lagi menjadi supersel, sebuah badai petir besar dengan keunikan tersendiri.
Padahal jauh sebelum bernama cumulus dan nimbus dari bahasa latin dan pengertiannya tersebut, Nabi Muhammad SAW 1400 tahun silam tanpa pesawat, tanpa satelit dan tanpa teropong, juga tanpa teknologi dapat menjelaskan jenis awan Cumulus Nimbus yang dituliskan dalam Alquran.
BACA JUGA: Apa dan Mengapa Dinamakan Badai Cempaka?
“Tidakkah kamu melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan lalu mengumpulkannya, kemudian Allah menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (awan Cumulus Nimbus seperti) gunung-gunung tinggi, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dihindarkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan,” (QS. An-Nur: 43). []