DOA adalah senjatanya umat muslim, maka dalam setiap persoalan hidup ini semuanya ada jalan penyelesaiannya asalkan manusia mau meminta kepada Allah SWT berupa jalan keluarnya. Persoalan serumit apapun Allah memiliki jalan keluar, hanya saja terkadang manusia malas untuk meminta kepada Allah SWT padahal doa adalah senjata umat muslim sekaligus penenang dan penguat hati manusia.
1 Berdoa dengan kesungguhan.
Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Janganlah seseorang di antara engkau semua mengucapkan – ketika berdoa, “Ya Allah, ampunilah saya, jikalau Engkau meng-hendaki. Ya Allah, belas kasihanilah saya jikalau Engkau meng-hendaki.” Tetapi hendaklah ia memantapkan permohonannya – seolah-olah memastikan akan berhasilnya, sebab sesungguhnya Allah itu tidak ada yang memaksa padaNya – untuk mengabulkan atau menolak sesuatu permohonan.” (Muttafaq ‘alaih)
2 Memulai dengan hamdalah dan shalawat.
Fadhalah bin ‘Ubaid, berkata, “Rasulullah saw pernah mendengar seseorang yang berdoa dalam shalatnya, tetapi ia tidak mengucapkan puji-pujian kepada Allah Ta’ala dan tidak pula membaca shalawat pada Nabi saw, lalu Rasulullah saw bersabda, “Tergesa-gesa sekali orang ini,” kemudian orang itu dipanggilnya. Nabi saw lalu bersabda pada orang itu atau pada orang lain juga, “Jikalau seseorang di antara engkau semua hendak berdoa, maka hendaklah memulai dengan mengucapkan puji-pujian kepada Tuhannya yang Maha Suci serta puja-pujaan padaNya, selanjutnya membaca shalawat kepada Nabi saw, seterusnya bolehlah ia berdoa dengan apa yang dikehendaki olehnya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
BACA JUGA: Begini Doa agar Dimudahkan Bayar Utang
3 Berzikir di segala keadaan.
Aisyah radhiallahu ‘anha, berkata, “Rasulullah saw itu berzikir kepada Allah dalam segala keadaannya.” (HR. Muslim)
4 Berdoa dengan doa yang ringkas.
Aisyah radhiallahu ‘anha, berkata, “Rasulullah saw itu suka doa-doa yang menghimpun – yakni yang mengandung segala macam kepentingan dan keperluan – dan beliau saw meninggalkan yang selain itu.” (HR. Abu Dawud)
5 Doa sering dibaca.
Anas, berkata, “Sebagian banyak doa Nabi saw, itu ialah, Rabbana atina fiddun-ya hasanah, wa fil-akhirati hasanah, waqina ‘adzabannar – Ya Tuhan kami, berikanlah kebaikan pada kita di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kita siksa neraka.” (Muttafaq ‘alaih)
6 Berdoa untuk saudara.
Abuddarda’ bahwasanya ia mendengar Rasulullah saw bersabda, “Tiada seorang hambapun yang Muslim yang berdoa untuk saudaranya yang tidak ada – yakni yang waktu itu tidak ada di sisinya, melainkan malaikat akan berkata, “Engkau juga memperoleh sebagaimana yang engkau doakan itu.” (HR. Muslim)
7 Berdoa untuk saudara yang tidak nampak.
Abuddarda’ pula, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Doa seseorang Muslim kepada saudaranya di luar adanya yang didoakan itu adalah mustajab – yakni dikabulkan. Di sisi kepalanya ada malaikat yang diserahi untuk itu. Setiap ia berdoa untuk saudaranya itu dengan kebaikan, maka malaikat yang diserahi itu berkata, Amin – semoga Allah mengabulkan doamu itu – dan engkaupun memperoleh sebagaimana yang engkau doakan itu.” (HR. Muslim)
8 Mendoakan saudara sesama muslim.
Umar bin Alkhaththab berkata, “Aku meminta izin kepada Nabi saw untuk menunaikan umrah, lalu beliau mengizinkan dan bersabda, “Jangan melupakan kita, hai saudaraku, untuk mendoakan kita.” Beliau saw telah mengucapkan suatu kalimat – meminta ikut disertakan dalam doa – yang aku tidak senang memperoleh seisi dunia ini sebagai gantinya” – maksudnya bahawa kalimat yang disabdakan oleh beliau saw bagi Umar amat besar nilainya yakni melebihi dari nilai dunia dan seisinya. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
9 Ucapan jazakallah.
Usamah bin Zaid radhiallahu ‘anhuma, berkata, “Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang diberi sesuatu kebaikan – seperti pemberian dan Iain-Iain – oleh orang lain, lalu ia mengucapkan kepada orang yang melakukannya itu, “Jazakallahu khairan – Semoga Allah memberikan balasan kebaikan kepadamu, maka benar-benar ia telah mempersangatkan pujiannya itu.” (HR. Tirmidzi)
10 Jangan berdoa untuk keburukan.
Jabir, berkata, “Rasulullah saw bersabda, “Janganlah engkau semua berdoa untuk bahayanya diri sendiri, janganlah pula berdoa untuk bahayanya anak-anakmu semua dan jangan pula berdoa untuk bahayanya harta-hartamu semua – yakni mendoakan supaya diri sendiri, anak atau hartanya itu mendapat bahaya atau kecelakaan, sebab tiada mencocoki doa-doa itu akan sesuatu saat yang di waktu itu Allah akan dimintai untuk mengabul-kannya, maka Allah pasti mengabulkan doamu tersebut,” – yakni apabila diucapkannya doa itu tepat pada waktu yang mustajab, maka dikhuatirkan bahwa doa-doa untuk memohonkan bahaya dan kecelakaan tadi akan benar-benar terlaksana. (HR. Muslim)
11 Berdoa ketika sujud.
Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Sedekat-dekat seseorang hamba itu Tuhannya ialah dalam keadaan ia bersujud, maka itu perbanyakkanlah berdoa – ketika bersujud itu.” (HR. Muslim)
BACA JUGA: Ketika Nabi Sulaiman Mendengar Semut Berdoa Minta Hujan
12 Tidak tergesa-gesa.
Abu Hurairah pula bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Akan dikabulkanlah sesuatu doa bagi seseorang di antara engkau semua, selama ia tidak tergesa-gesa, lalu ia mengucapkan, “Saya sungguh-sungguh telah berdoa kepada Tuhanku, Tuhan tidak suka mengabulkan permohonanku itu.” (Muttafaq ‘alaih)
13 Berdoa di sepertiga malam akhir.
Abu Umamah, berkata, “Rasulullah saw ditanya, “Manakah doa yang lebih pasti untuk didengar itu-selanjutnya lalu dikabulkan?” Beliau saw menjawab, “Yaitu di tengah malam yang terakhir dan sehabis shalat-shalat yang diwajibkan.” (HR. Tirmidzi)
14 Bukan doa untuk permusuhan.
‘Ubadah bin as-Shamit, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Tiada di atas bumi ini seseorang Muslim pun yang berdoa kepada Allah dengan sesuatu permohonan, melainkan Allah pasti akan memberikan itu padanya, ataupun akan memalingkan dirinya keburukan yang seumpama dengan itu, selama ia tidak berdoa untuk terlaksananya sesuatu dosa atau untuk pemisahan kekeluargaan.” Kemudian ada seorang lelaki golongan kaum berkata, “Jikalau demikian, kita akan memperbanyakkan permohonan – yang baik-baik – itu, bagaimanakah?” Beliau saw menjawab, “Allah adalah Maha Lebih Banyak karunianya – untuk mengabulkan permohonan yang banyak tadi.” (HR. Tirmidzi) []
Sumber: Jejak Rasul