NEW YORK — 14 dari 15 negara anggota Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mengutuk pengakuan Amerika Serikat (AS) soal kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan.
Dalam pertemuan darurat di New York, Rabu (27/3/2019), keempat belas negara tersebut ‘mengeroyok’ AS.
DK mengadakan pertemuan darurat atas permintaan Duta Besar Suriah untuk PBB Bashar Jaafari, untuk memprotes deklarasi presiden AS Donald Trump awal pekan ini yang mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan.
BACA JUGA: Erdogan akan Bawa Masalah Golan ke PBB
“Pendapat publik dunia mengisolasi AS dan Israel, mereka beroperasi di luar hukum internasional dan mereka merupakan ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan,” kata Jaafari.
Suriah menag bukan anggota DK PBB, tetapi bersama Israel, keduanya diminta bergabung dalam pertemuan darurat tersebut.
Baik Jaafari maupun negara-negara anggota DK PBB menjelaskan bahwa tindakan AS melanggar resolusi 242 dan 497 DK PBB soal Dataran Tinggi Golan.
“Pemerintah AS berusaha melindungi teman Israel-nya, tetapi ada risiko nyata bagi perdamaian dan keamanan internasional,” kata Jaafari.
Dia menuduh AS membuat perang untuk menabur kekacauan di Timur Tengah dan sekarang bertindak atas Golan dengan cara membantu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memenangkan pemilihan umum 9 April di negaranya.
Dataran Tinggi Golan sejatinya adalah tanah Suriah yang diduduki Israel dalam perang Enam Hari 1967. Negara mayoritas Yahudi itu mulai menganeksasi atau mencaplok wilayah itu tahun 1981 dan tidak diakui komunitas internasional.
“Golan Arab Suriah adalah milik kami, itu akan kembali kepada kami. Jangan salah arah dengan berpikir bahwa suatu hari tanah ini akan menjadi milik Anda,” kata Jaafari kepada Israel.
Sementara kepada AS, dia menyarankan untuk memberikan bberapa negara bagiannya untuk Israel jika AS ingin menunjukkan sikap baik kepada sekutunya itu.
“Beri Israel beberapa negara jika pemerintahan ini benar-benar menginginkan dukungan Israel,” kata Jaafari.
Jaafari juga menyayangkan sikap lamban DK PBB dengan tidak mengambil langkah bagi pelanggar hukum internasional.
BACA JUGA: Trump Resmi Akui Golan sebagai Wilayah Israel
“Kelambanan PBB ditambah dengan tindakan AS akan membuat orang di bawah pendudukan hanya dengan satu pilihan, yang merupakan prinsip menggunakan kekuatan, itu akan menjadi satu-satunya cara untuk memulihkan perdamaian,” kata Jaafari.
Sementara itu, Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon berdalih Dataran Tinggi Golan milik negaranya.
“Tidak ada negara di dunia yang akan menyerahkan tanah strategis kepada musuh yang paling berbahaya,” katanya. []
SUMBER: THE JERUSALEM POST