PALESTINA—Masjid kota Jaba di selatan kota Jenin, wilayah utara Tepi Barat kini masih belum memilik seorang imam, pasca meninggalnya imam masjid sebelumnya tujuh bulan lalu. Hal ini menyebabkan kebingungan yang luar biasa di kalangan para jemaah, di tengah-tengah ketidakpedulian dalam penunjukan imam-imam masjid di seluruh wilayah Tepi Barat.
Menurut laporan PIC pada Selasa (31/10/2017), krisis masjid di Tepi Barat ini bertambah parah akibat larangan menjadi imam dan khatib serta ceramah oleh mereka yang berkompeten karena masalah politik. Akibatnya, masjid-masjid di Palestina tidak memiliki imam tetap dan tidak boleh ada imam sukarela.
“Masjid kami tanpa imam sejak imam masjid meninggal tujuh bulan lalu. Sepekan yang lalu para jemaah meminta saya mengimami mereka, tanpa ada perintah dari direktur wakaf di Jenin. Pengurus masjid langsung mendapatkan surat teguran keras, isinya mengatakan: ‘dilarang keras orang Hamas menjadi imam di masjid ini,’” ujar petinggi gerakan Hamas Syaikh Nazih Abu Aun, tokoh asal kota Jaba.
Mengomentari hal tersebut, Syaikh Abu Aun menyatakan, ada krisis di masjid-masjid yang terus semakin memburuk. Hal ini berkaitan dengan masalah ibadah yang ditunaikan oleh semua orang, tidak ada kaitannya dengan sikap politik. Dia meminta agar mimbar-mimbar dijauhkan dari dampak perpecahan.
Krisis yang terjadi di Masjid Jaba hanyalah satu dari 1400 masjid di Tepi Barat yang tidak memiliki imam rawatib. Demikian menurut keterangan resmi dari kementrian wakaf Palestina. Meskipun sudah ada permintaan dari para pengurus agar masalah ini segera diselesaikan. []