TEUKU Wisnu lahir di Jakarta, 4 Maret 1985 dari pasangan Teuku Yusar dan Wuwuh A Putri. Namun, enam tahun ketika kecil, ia lewatkan di Sigli, Aceh. Di akhir SMP, ia kembali ke Jakarta. Ia kuliah di Universitas Moestopo, Jurusan Hubungan Internasional.
Ia dikenal sebagai “artis hijrah” dan memang istiqomah akan hal itu. Bagaimana perjalanannya sebagai artis, dan sampai bisa berhijrah, hingga ujian-ujiannya? Berikut fakta-faktanya:
Pertama, Wisnu terjun ke dunia hiburan karena kecelakaan. Saat itu, ia tengah meminjam mobil tantenya dan mengalami kecelakaan di tol dalam kota. Untuk mengganti kerusakan, ia tak punya duit. Oleh temannya, ia dianjurkan untuk ikut casting iklan jika ingin cepat dapat uang. Wisnu pun mengikuti saran itu. Sejak itulah dia tampil dalam sejumlah iklan.
Kedua, Wisnu kemudian membintangi sejumlah sinetron. Yang paling terkenal adalah “Cinta Fitri”, tayang hingga tujuh season. Di CF, Wisnu mengenal Shireen Sungkar, yang kemudian jadi istrinya. Mereka menikah pada 17 November 2013
Ketiga, saat menjadi artis Ibukota, rezekinya melimpah. Namun, hatinya tidak tenteram. Malah membuatnya terjerembab ke dalam kubangan dosa. Pergaulan yang selama ini dijalani, ternyata penuh kemaksiatan.
“Lama-lama saya merasa tidak nyaman, saya merasa berdosa. Dari situ saya merindukan suasana saat masih menjadi bocah di Sigli di mana saya merasakan kehidupan yang bahagia, belajar ngaji di meunasah (musala) dan tergabung dalam remaja masjid,” ujar Wisnu.
Keempat, Wisnu memutuskan berhijrah. Setelah “berhijrah” Wisnu mengaku lebih nyaman. Dia merasa berada di tengah-tengah lingkungan yang benar. Kini bukan undangan pesta glamor yang dia datangi. Wisnu kini lebih banyak menghadiri majelis taklim, belajar Alquran dan Islam dari ustaz dan ulama.
Kelima, Wisnu aktif dalam berbagai kegiatan Islami. Salah satunya, dia ditunjuk sebagai duta komunitas pembaca Alquran, One Day One Juz (ODOJ). Sebuah komunitas yang berkomitmen untuk menyelesaikan Alquran dalam sebulan, dengan cara mencicil dengan membaca satu juz Al-Quran tiap harinya.
Keenam, Wisnu—dalam blog pribadinya—menyatakan bahwa perubahannya awalnya banyak mengundang tanya. Ada yang bersyukur karena ia sudah mendapat hidayah, mendukung perubahan yang ada, dan mendoakan dengan bahagia agar selalu istiqomah. Namun tidak sedikit yang mencibir, nyinyir dan berubah jadi ‘haters’.
Ketujuh, menurut Wisnu, teman yang saleh senantiasa mendorong ke dalam ketaatan dan bisa mengingatkan agar terhindar dari hal-hal yang membahayakan. Namun sebaliknya, berteman dengan orang-orang yang bersifat jelek bisa mendatangkan keburukan dan kehancuran.
Kedelapan, karena hijrahnya ini, Wisnu mengaku tak segan menolak job jika tak sesuai tuntunan Islam. “Sudah pernah (saya) nolak. Masalah job yang jenggotnya mesti cukur, sudah pasti saya tolak,” tandasnya. []
SUMBER: DREAM | SITUS RESMI WALIKOTA BANDA ACEH