JAKARTA–Desain pembangunan Masjid Al Safar di Rest Area Km 88 Tol Cipularang-Padaleunyi arah Jakarta sempat dituding menghadirkan simbol illuminati dalam arsitektur bangunannya. Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat bicara terkait hal tersebut. Melalui Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa’adi, ia menjelaskan ditilik dari sejarah menara dan kubah itu sendiri bukan berasal dari Islam.
“Menara misalnya itu berasal dari kata ‘manaroh’ yang artinya tempat menaruh api, dan hal itu biasanya digunakan untuk peribadatan agama majusi yaitu agama yang menyembah api,” katanya, Senin (3/6/2019).
Sementara kubah, kata dia juga tidak identik dengan arsitektur Islam. Kubah dapat ditemukan dalam bangunan sejarah lain seperti istana raja, gedung kantor, madrasah, rumah sakit, bahkan untuk sebuah gereja.
BACA JUGA: Pesan MUI tentang Lailatul Qadar
“Jadi kubah bisa berada di gereja, masjid, atau kuil, tempat peribadatan masyarakat jauh sebelum datangnya agama Kristen dan Islam,” ungkapnya.
Menurut dia, Masjid Kudus dan Demak juga tidak bisa dilepaskan dari proses akulturasi budaya Islam dan Hindu. Hal ini merupakan bentuk kearifan lokal yang menjadi kekuatan dakwah para pendakwah di Tanah Jawa yaitu para wali songo.
Bahkan, lanjut Zainut di New Peckham, London ada masjid yang dulunya adalah Gereja Santo Markus dan di dalam salah satu ruangan terdapat lukisan kaca Yesus yang masih dipertahankan. Gedung yang dulunya gereja itu adalah bangunan bersejarah yang dibangun pada tahun 1880-an, lalu dibeli oleh salah satu komunitas Turki di London sekitar 20 tahun lalu sebelum dirombak menjadi masjid.
BACA JUGA: MUI Ajak Umat Jaga Kohesi Sosial Sekaligus Keluarkan Zakat Jelang Idul Fitri
“Dan masih banyak contoh lain, yang hal tersebut menunjukkan keindahan dan kemuliaan Islam. Jadi jangan hanya karena mendasarkan pada asumsi, dugaan dan pikiran kerdil kemudian menyebarkan informasi yang dapat menyesatkan umat Islam,” tutupnya. []
REPORTER: RHIO