JAKARTA–Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau khatib Idul Fitri menyelipkan doa untuk kedamaian dan kemaslahatan bangsa. Tujuannya, agar Indonesia tetap aman, nyaman, dan jauh dari rasa permusuhan yang bisa mengoyak kebersamaan. Hal tersebut seperti yang disampaikan, Sekretaris Komisi Fatwa (MUI) Asrorun Niam Sholeh.
MUI juga ingin para khatib mendoakan para pemimpin bangsa diberi kekuatan untuk membangun bangsa. Kemudian, para elite diberi kekuatan untuk membangun kebersamaan dan menahan diri dari perpecahan.
BACA JUGA: Indonesia Lebih Cepat 4 Jam Mengapa Idul Fitri ‘Telat’ Sehari?
“Hakikat Idul Fitri ialah kesediaan kita untuk berbagi, berbagi permaafan sebelum orang memintanya. Saling memaafkan kunci untuk merajut tali silaturahmi,” ujar Niam di Jakarta, Selasa (4/6/2019).
Niam menjelaskan hakikat silaturahmi ialah menyambungkan tali persaudaraan yang pernah terputus, baik karena jarak, kesalahpahaman, pemilu, atau pun lainnya.
“Kita wajib menyambung kembali untuk mewujudkan persaudaraan sejati, tanpa iri dan caci maki,” ucapnya.
MUI juga meminta umat Islam untuk memperkokoh persaudaraan sesama umat (ukhuwah islamiyah), persaudaraan sebangsa (ukhuwah wathaniyyah), maupun persaudaraan sesama manusia (ukhuwah insaniyah). Jangan sampai ada lagi sekat yang memisahkan, terutama faktor psikologis akibat sisa-sisa pemilu.
BACA JUGA: Jelang Idul Fitri, MUI Imbau Umat Islam Junjung Akhlak Karimah
“Saatnya merajut kebersamaan untuk kemaslahatan bersama. Kerugian bangsa lain yang pecah akibat konflik harus dijadikan pelajaran berharga agar kita tidak jatuh pada kondisi yang sama,” tutur Niam.
Bagi Muslim yang sedang berlibur di tempat wisata dan sanak keluarga, MUI mengimbau agar tetap menjaga ketentuan agama. Dia meminta semua kewajibannya tidak ditinggalkan seperti shalat, serta menghindarkan diri dari hal-hal yang dilarang agama. []
REPORTER: RHIO