APA yang ada di benak pikiran kamu saat mendengar kata santri? Pasti yang kamu pikirkan diantaranya seperti santri itu mengaji, santri itu sholat berjama’ah, santri itu berpakaian menutup aurat.
Sebenarnya, semua hal yang kamu pikirkan tentang santri itu merupakan sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan juga bagi kamu yang bukan santri, karena sebagai umat Islam sudah seharusnya kita menaati perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Seperti yang dikatakan KH. Mustofa Bisri.
BACA JUGA: Apa Itu Santri?
Tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional. Banyak yang bilang bahwa hidup di sebuah pondok pesantren itu sangatlah membosankan, tapi siapa sangka ternyata bagi sebagiaan orang yang sudah merasakan, bagaimana hiruk-pikuk kehidupan di sebuah pesantren, ternyata malah membuat mereka tak ingin keluar dari pesantren, bahkan dia akan merasakan kerinduan yang amat sangat ketika dia telah keluar dari pesantren, ayo kalian juga merasakanya kan.
Namun, dengan kamu masuk pesantren dan menjadi santri, kamu akan lebih optimal dalam melaksanakan hal-hal itu, karena kamu berada pada lingkungan yang religius. Tapi jangan dikira santri tidak bisa bergaul dan bereksplorasi.
Mau tahu apa saja fakta-fakta menarik seputar santri dan dunia pesantren? Ini adalah 15 ulasan dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional, agar kita lebih tahu sedikit tentang dunia santri. Atau bagi anda para santri, sekadar untuk berkangen-kangenan dengan masa lalu. Berikut ulasannya!
1 Kulit Terserang Penyakit
Banyak yang bilang jika belum merasakan penyakit gatal-gatal pada kulit saat di pesantren, berarti belum memenuhi syarat sah menjadi santri. Kini hal itu menjadi sebuah stigma, karena sudah menjadi hal yang wajar seorang santri merasakan penyakit gatal-gatal pada kulit, seperti jamuran, scabies, atau cangkrangan.
Penyakit kulit atau kudis, akrab bagi santri baru. Hal ini seakan menjadi “ujian” pertama bagi santri; apakah nantinya ia akan betah tinggal di pesantren atau tidak. Saking parahnya, santri yang terkena penyakit ini kadang sampai tak bisa duduk atau sulit jalan.
Mau dibawa ke rumah sakit, dokter, tak jua sembuh-sembuh. Hanya waktu yang bisa menyembuhkannya, hingga badan kebal dan penyakit merasa bosan sendiri. Namun, itu dulu. Pesantren sekarang sudah banyak memiliki air bersih dan sanitasi yang memadahi.
BACA JUGA: Hari Santri, Dirjen Pendis: Negara Harus Hadir Jaga Religiusitas dan Nasionalisme
2 Ajang Cuci Mata
Ajang cuci mata ini biasa dilakukan oleh santri ikhwan, di mana mereka memanfaatkan momen-momen tertentu untuk menikmati pemandangan indah, yaitu memandangi para santri akhwat. Biasanya hal ini dilakukan pada saat rapat organisasi atau pada acara-acara tertentu, yang di mana santri ikhwan dan akhwat dikumpulkan pada satu tempat.
Setelah memandangi dan menemukan yang indah, mereka akan mencari tahu lebih lanjut mengenai informasi akhwat yang dikagumi. Kemudian selanjutnya akan muncul modus-modus tertentu yang diperjuangkan demi menjadi seorang yang spesial milik akhwat pujaan hatinya.
3 Pacaran Syar’i dalam Kisah Kasih di Pesantren
Apaan tuh pacaran syar’i? Di dalam agama Islam pacaran tetap menjadi larangan. Ini merupakan sebuah istilah saja, berdasarkan apa yang santri rasakan. Suka kepada lawan jenis itu wajar, santri juga manusia, jadi boleh-boleh aja.
Kisah kasih di pesantren ini sangat berbeda jauh dengan kisah kasih di sekolah, walaupun di pesantren juga ada sekolahnya. Santri butuh waktu setengah tahun untuk mengenal lebih jauh akhwat yang dikagumi. Gimana enggak setengah tahun? Di pesantren, santri tidak diperbolehkan membawa gadget, satu-satunya cara ya mengirim surat.
Bayangin aja, kita ngirim hari ini dan itu melalui perantara, balasan surat itu akan datang satu minggu, dua minggu, atau bahkan bisa satu bulan kemudian. Mending dibalas, kalau akhwatnya cuek mah bisa ampe lulus kita nunggu balasan suratnya.
BACA JUGA: 5 Pilihan Fakultas Santri (PBSB) 2019 di Al-Azhar Kairo
4 Sedih Tak Dijenguk
Momen menyedihkan ini biasanya berlangsung saat akhir pekan, yaitu hari Minggu. Di mana banyak wali santri yang berdatangan untuk menjenguk putra-putrinya. Di momen seperti itu, bagi mereka yang dijenguk akan melepas rindunya kepada orang tua dan rindu orang tua kepada anaknya.
Tapi di sisi lain, sebagian kecil dari mereka merasakan kesedihan, karena tak dijenguk seperti teman-teman yang lainnya. Biasanya mereka yang sedih ini hanya bisa memandangi teman-temannya yang bahagia karena dijenguk, menghabiskan waktu untuk tidur, ada juga yang meratapi dengan berdiri dibalik jendela.
5 Tanggal Tua! Muka Mendadak Kusut
Tanggal paling mengerikan bagi para santri. Pada tanggal tua ini santri mengalami krisis moneter. Di mana segala persediaan mulai menipis, laci lemari kosong, kantong celana pun bolong, di tambah gaji dari orang tua yang tak kunjung datang. Lebih miris lagi kalau sudah tanggal tua, terus enggak dijenguk. Cuma bisa tarik napas.
6 Ghosob Barang Milik Teman
Biasanya, barang paling sering dighosob itu sandal dan alat mandi. Paling ngeselin banget, sehabis salat lalu keluar dari masjid mau balik ke asrama, cek sandal eh enggak ada, dan sandal pun tiba-tiba sampai lebih dulu di asrama.
Jadi itu lah fakta unik mengenai kehidupan di pesantren yang bakal dirindukan setelah kamu lulus. Buat kamu yang belum pernah masuk pesantren, ayo sob rasakan hidup yang berwarna di pesantren. Jangan takut untuk jadi santri. Jadi santri tak akan mengubah diri kamu menjadi monster, tapi kamu akan menemukan jati diri yang lebih baik.
BACA JUGA: KPAI Prihatin Dengan Aksi Kekerasan Terhadap Santriwati di Tasikmalaya
7 Ganas Saat Ada Makanan Datang
Saat momen seperti inilah para predator ganas akan menyerang, jika ada salah seorang teman yang membawa makanan untuk dibagikan. Biasanya para santri predator ini tak mempedulikan aktivitas apa yang dilakukan saat itu, mereka akan langsung lari menuju target dan berusaha menguasai makanan yang dibagikan itu.
Sudah menjadi tradisi, ketika ada santri baru atau menerima wesel atau sehabis pulang selalu membawa aneka jajanan. Ketika si santri datang diantar orang tua, seluruh anggota kamar akan bersikap dewasa dan melayani tamu dengan penuh penghormatan, seperti anjuran baginda nabi.
Namun sejurus kemudian, ketika para tamu orang tua atau wali santri itu pulang, akan segera terjadi kegaduhan: berebut jajanan. Ini suatu tradisi yang lazim terjadi di pesantren-pesantren salaf, meski latar belakang santri adalah seorang yang mampu. Berebut jajanan ini menjadi suatu hal yang menarik dan menyenangkan.
Memang seru sekali saat momen seperti ini, suasana sesunyi apa pun akan tiba-tiba akan menjadi heboh karena ini. Biasanya makanan lebih banyak tercecer di lantai karena kericuhan dari pada yang dimakan. []