JAKARTA–Ketua Asosiasi Umrah dan Haji PRATAMA Raditya Perwira mendapatkan informasi 1.500 jamaah umrah telantar di Masjid Baitul Faidzin, Cibinong, Bogor, sejak Selasa (18/4/2017) lalu. Mereka akan berangkat menggunakan jasa travel umrah PT Utsmaniyah Hannien Tour.
Raditya mempertanyakan kasus ini apakah pihak Kementrian Agama telah turun tangan untuk mengurusnya. “1.500 jamaah terlantar harusnya kemenag tidak diam, dan jangan sampai tebang pilih,” kata dia kepada Republika, Jumat (21/4/2017).
Radit juga mempertanyakan asosiasi apa yang menaungi travel ini hingga bisa terjadi penelantaran tersebut. Menurut dia, saat ini setiap travel dipungut biaya 15 dolar AS per jamaah yang tidak jelas dasar hukumnya dan peruntukkannya.
Negara harus hadir untuk melindungi rakyatnya. Sebanyak 1.500 jamaah umrah yang mengalami ketidakjelasan keberangkatan ini harus segera diusut.
Dihubungi terpisah, Direktur Pembinaan Haji dan Umrah Muhajirin Yanis membenarkan adanya 1.500 jamaah umrah yang berkumpul di Masjid Baitul Faidzin, Cibinong, Bogor Selasa (18/4/2017).
“Kami telah menurunkan tim untuk meninjau langsung kejadian yang sebenarnya atas kasus PT Utsmaniyah Hannien Tour adanya 1.500 jamaah umrah apakah benar terlantar dan tertunda kebenarannya,” ujar dia kepada Republika.co.lid di Kantor Kementerian Agama, Jumat (21/4/2017).
Yanis telah mendapatkan laporan langsung dari Direktur PT Utsmaniyah Farid Rosyidin bahwa Masjid tersebut merupakan pusat pertemuan jamaah saat berangkat untuk umrah. Tetapi 1.500 jamaah yang berkumpul bukan terlantar tetapi sengaja diundang untuk pemberitahuan bahwa jadwal keberangkatan mereka tertunda.
“Jamaah umrah tersebut tidak sedang dalam keadaan berangkat, tetapi hanya undangan pemberitahuan kalau jadwal keberangkatan mereka tertunda dan jamaah menerima penundaan tersebut,” kata dia.
Menurut penjelasan direktur travel, penundaan tersebut memang kesalahan dari agen travel miliknya. Karena jumlah jamaah umrah melalui program promo lebih banyak dibandingkan harga normal.
Sehingga mengganggu arus keuangan Hannien Travel. Untuk tahun 2017 mereka memiliki 5.000 jamaah, 3.500 jamaah telah diberangkatkan hingga April 2017, tersisa 1.500 jamaah yang belum berangkat.
Meskipun jamaah menerima ketertundaan mereka, Yanis tetap menagih waktu kepastian keberangkatan mereka. Hingga saat ini kepastian jadwal keberangkatan mereka belum diterima Kementerian Agama.
Kasus travel bermasalah sering terjadi. Sebelumnya sebanyak 240 jamaah first travel juga mengalami ketertundaan keberangkatan saat tiba di bandara selama sembilan hari, namun seluruhnya telah berangkat. []
Sumber:Ihram