Oleh: Hilwa Syauqillah
Santriwati asal Magelang, Jawa Tengah
nkhahilwasyauqillah@gmail.com
TAK cuma jadi tradisi mudik tahunan, lebaran juga menjadi momen untuk saling bersilaturrahmi dengan kerabat, sahabat ataupun kawan jauh yang kita kenal. Saling meminta maaf dan memafkan, juga membuka lembaran kisah baru untuk satu tahun berikutnya dengan hati yang lebih legowo.
Namun, pernahkah saat asyik-asyiknya bermaafan, tiba-tiba mood Anda rusak seketika karena muncul seseorang yang dianggap mengganggu? Atau orang yang (mungkin) pernah punya masalah dengaan Anda? Atau seseorang yang seakan jadi ‘benalu’ di kehidupan Anda?
BACA JUGA:Â Silaturrahmi atau Silaturahim, Mana yang Benar?
Nah, jika bertemu yang seperti itu, hati-hati ya. Jaga hati biar tetap dalam keadaan husnudzon dan tenang, jangan terbawa emosi. Ingat, jangan rusak hari nan fitri ini dengan pikiran yang negatif walaupun ada beberapa orang yang bersikap tidak baik.
Terus, bagaimana ya kira-kira tips buat menjaga suasana hati tetap nyaman walau bertemu berbagai orang?
Pertama ubah mindset kita dari suudzon ke husnudzon. Caranya? Misalkan saja nih, sama orang yang suka gangguin, ubah kata (ganggu) jadi (teman yang selalu ada). Terus (benalu) anggap saja (teman meningkatkan skill debat). Orang yang bermasalah denganmu, suka ghibah misalkan, anggaplah sebagai fans yang sedikit berlebihan, dan begitu seterusnya sampai tidak ada alasan bagi diri sendiri untuk menyalahkan dan rusak moodnya karena sikap orang lain.
Dikisahkan oleh salah seorang putra daripada Al-Allamah Sayyidil Habib Umar bin Hafidz, bahwa pernah ada seseorang yang mengakui tanah milik Sayyidil Habib sebagai tanah miliknya. Maka sang putra mendatangi ayahandanya dengan maksud mengadukan perbuatan orang tersebut. Tetapi apa kata sang ayah?
“Baiklah, mulai sekarang kita ikhlaskan tanah itu menjadi miliknya.”
Atas alasan apa Sayyidil Habib Umar memberikan tanah itu? Padahal sertifikat dan surat kepemilikan tanah itu yang resmi ada pada beliau?
BACA JUGA:Â Pentingnya Menjalin Silaturahmi
Semata untuk menjaga talian silaturrahmi serta jangan sampai hubungan yang baik rusak karena perkara duniawi, agar jangan sampai hanya karena memperebutkan sesuatu yang bersifat sementara kemudian hilang sesuatu yang pahalanya bisa mengantarkan pada keridhoan Allah SWT.
Masya Allah Tabarokallah para kekasih Allah, semoga kita mampu mencontoh dengan memulai dari hal yang kecil, hingga kemudian sepenuhnya dalam diri kita tiada niatan memutus silaturrahmi dan tiada pula syak wasangka atau berburuk sangka pada orang lain. Wallaua’lam. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.