Oleh: Hana Annisa Afriliani,S.S
Penulis Buku “Menikah Rasa Jannah”
SEORANG perempuan akan merasa sangat berharga saat di rahimnya dititipi buah hati. Terlebih saat kemudian seorang bayi mungil terlahir ke dunia dan lantas mengubah statusnya menjadi seorang ibu. Bahagia, tentu saja.
Namun menjadi seorang ibu adalah amanah besar yang harus kita pikul. Alih-alih bahagia, bisa jadi stres bahkan depresi melanda jika kita salah mengambil langkah. Ya, sejatinya menjadi seorang ibu tak sekadar melahirkan dan membesarkan anak, melainkan juga membentuk karakternya dan mencipta konsep dirinya.
Oleh karena itu, setiap ibu harus mempersiapkan bekal terbaik untuk memproses anak menjadi pribadi yang terbaik pula. Jauh sebelum menikah, setiap perempuan harus memahami bagaimana mendidik anak sesuai tuntunan Alquran dan Assunah.
BACA JUGA: Ibu pada Anak Gadisnya: Perangai Kekasihmu Buruk, dan Kaulanggar PerintahNya
Kerena menjadi ibu bukan pekerjaan asal-asalan. Butuh ilmu dan mental baja untuk membersamai anak di setiap masa tumbuh kembangnya. Tak dipungkiri, dalam prosesnya pasti begitu banyak ujian yang menerpa. Lebih-lebih di akhir zaman ini, saat beragam kerusakan dan fitnah bertebaran di atas muka bumi. Dan bukan tak mungkin anak-anak kita terkena imbasnya.
Seorang ibu harus menanamkan anak-anaknya dengan akidah Islam yang kokoh sejak dini. Mengajarkan bahwa sejatinya kita adalah seorang makhluk yang diciptakan oleh Sang Khaliq hanya untuk menghamba. Hingga tercipta kecintaan yang mengakar di dalam jiwa anak-anak kita pada RabbNya. Sehingga ia akan takut berbuat maksiat dan rindu akan jannahNya.
Selain itu, seorang ibu juga wajib mengajarkan perkara syariat kepada anak-anaknya, sebagai konsekuensi atas akidahnya. Karena setiap muslim sejatinya harus taat pada semua perintah Allah dan RasulNya.
Perkara syariat diajarkan kepada anak dari hal yang paling kecil dalam kehidupan kesehariannya. Misalnya mengajarkan anak berkata yang baik, tidak berdusta, tidak mencela makanan, tidak menghardik teman. Karena Islam melarang semua itu. Upayakan setiap apa yang kita ajarkan kepada anak hanya disandarkan baik-buruknya kepada syariat saja.
Termasuk juga berpakaian, bagi anak perempuan, di akhir zaman ini godaan berpakaian yang mengumbar aurat sangat deras. Maka setiap ibu wajib mengenalkan anak dengan pakaian takwa yang diperintahkan syariat, yakni hijab. Pembiasaan sejak dini untuk menutup auratnya serta keteladaan seorang ibu akan mampu menciptakan konsep diri anak bahwa ia seorang muslimah yang memang semenstinya berhijab.
BACA JUGA: Anak Tak Mirip Ayah dan Ibunya, Ini Penjelasan Nabi
Menjadi ibu berkualitas di akhir zaman memang membutuhkan kerja keras dan kekonsistenan. Jangan mudah goyah oleh godaan dunia yang seringkali menipu. Maka, setiap ibu wajib untuk terus belajar, mengkaji Islam sebagai bekal terbaik untuk mendidik anak menjadi generasi terbaik di masa depan. Setiap ibu juga harus memiliki komunitas shalihah yang dapat memberinya energi untuk terus berada di koridor syar’i dalam mendidik anak.
Karena sejatinya di dalam komunitas yang demikian, satu sama lain akan saling berbagi pengalaman dan saling menguatkan. Selain itu, butuh juga sinergi dengan suami, sehingga keduanya saling menopang dalam membentuk anak menjadi pribadi yang kokoh imannya dan tinggi ketakwaannya. Oleh karena itu, menjadi ibu berkualitas juga harus diiringi dengan peran ayah yang berkualitas pula. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.