ISTANBUL — Sumerya Guldal, Sekretaris Umum Yayasan Masjid Hirka-i Sharif menyebut telah menerima 20.000 pengunjung selama seminggu terakhir dalam periode libur lebaran 2019. Masjid Hirka-i Sharif merupakan tempat disimpannya jubah nabi Muhammad Saw. Pengunjung datang ke sana untuk melihat jubah tersebut.
“Setiap tahun saat Ramadan, lebih dari sejuta orang datang berkunjung ke masjid, dan dalam seminggu terakhir kami menerima 20.000 pengunjung,” jelas Sumerya.
Sebah keluarga muslim dari generasi ke generasi dipercaya menjadi penjaga jubah Nabi Muhammad SAW sejak abad ke-7. Jubah Nabi Muhammad SAW itu kini disimpan di Masjid yang berusia 160 tahun di wilayah Fatih, Istanbul, Turki.
BACA JUGA: Jubah Baru Nabi
Masjid Hirka-i Sharif memiliki desain bangunan dengan bentuk seperti segi delapan yang melambangkan jumlah bagian sisi dari jubah. Desain tersebut dimaksudkan agar orang-orang dapat melihat jubah Nabi Muhammad SAW dengan berjalan di koridor lantai atas, tanpa mengganggu orang yang beribadah di lantai bawah.
“Hanya dalam tiga minggu, kami menerima lebih banyak pengunjung daripada museum lainnya yang ada di Turki,” jelas Guldal.
Dia menjelaskan, Jubah Nabi yang ada di masjid ini berasal dari keluarga Hazrat Uwais Qarni, seorang sahabat yang hidup sezaman dengan Nabi Muhammad SAW. Jubah itu diberikan Nabi kepadanya.
Selama 13 abad, dari generasi ke generasi, keluarga Uwais Qarni telah menjaga peninggalan berharga tersebut. Baris Samir, keturunan ke-59 Uwais Qarni mengatakan, “Sejak umur saya tiga atau empat tahun, saya sudah berada di masjid. Saya telah melihat betapa posesif keluarga saya terhadap jubah Nabi Muhammad SAW dan juga kesediaan mereka mengizinkan orang untuk melihatnya.”
Uwais bin ‘Amir bin Harb al-Qarni, lahir pada tahun 594, dihormati sebagai sahabat Nabi Muhammad SAW. Qarni merupakan orang Yaman, kemudian dia pergi ke Madinah untuk bertemu Rasulullah SAW, tetapi harus segera kembali untuk merawat ibunya yang sakit.
Setelah mendengar kabar bahwa seorang pria datang untuk bertemu beliau, tetapi harus segera kembali tanpa bertemu, karena ibunya, Rasulullah SAW meminta Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhum untuk memberikan Qarni jubah milik Rasulullah.
Pada tahun 657, Qarni berperang bersama Ali bin Abi Thalib melawan Mu’awiyah bin Abu Sufyan dalam perang Shiffin dimana Ia gugur sebagai syuhada, seperti yang dikabarkan Ibnu Batutah.
Sejak saat itu, keturunan Qarni –lah yang menjadi penjaga dari kain terkenal berwarna emas. Keluarga tersebut tinggal di Irak sampai dengan abad ke-8 hingga ketika mereka dipaksa pindah ke Asia Barat. Dengan demikian,mereka tinggal di Aegean, Kusadasi, Turki.
Pada tahun 1611, Sultan Ottoman Ahmed I, mendengar tentang jubah Rasulullah dan memtuskan untuk memilikinya. Tetapi penasihatnya dan para cendikiawan menolak keras keputusannya, dan berkata bahwa hal tersebut akan melanggar keinginan Nabi Muhammad SAW. Jadi, Ia memutuskan untuk mengundang keluarga keturunan Qarni untuk tinggal di Istanbul.
BACA JUGA: Meneladani sosok Uwais Al Qarni, Pemuda yang Sangat Berbakti
Sudah berabad-abad, keluarga tersebut mengizinkan orang-orang untuk melihat jubah setiap Ramadan, tetapi setelah semakin terkenal dan menarik lebih banyak pengunjung, beban biaya pemeliharaan dan pengelolaan menjadi lebih berat. Kemudian, Sultan Abdulhamid I, penguasa Ottoman pada abad ke-18, mendirikan sebuah bangunan untuk menjadi rumah bagi jubah Nabi Muhammad SAW di Fatih.
“Tempat tersebut tidak cukup besar untuk menampung jumlah pengunjung yang semakin hari semakin bertambah. Kali ini Sultan Abdulmajid menawarkan untuk membangun sebuah masjid dan lingkaran Hirka-iSharif di samping masjid. Jubah Nabi Muhammad sudah ada di sini sejak 1851,” jelas Samir. []
SUMBER: ABOUT ISLAM