JENEWA–Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa dunia akan memasuki krisis besar dan berada di ambang perang. Hal ini disampaikan Macron dalam pidato untuk memperingati 100 tahun Organisasi Buruh Internasional (ILO) di Jenewa, Swiss, Selasa (11/6/2019).
Macron menyerukan upaya global guna menangani bahaya ketidak-sertaan, teknologi tanpa pemeriksaan dan perubahan iklim. Juga menyerukan perlindungan sosial universal dan ganti-rugi buat orang yang kehidupan mereka terancam oleh teknologi dan perubahan lingkungan hidup.
BACA JUGA: Bertemu Putin, Macron: Suriah Timbulkan Risiko Serius bagi Keamanan Dunia
“Saya kira kekacauan terjadi di sini. Dan saya kira tanggung jawab generasi kita lah untuk tidak menunggu perang baru tapi pandanglah dunia sebagaimana adanya,” kata Macron, sebagaimana dilaporkan Reuters.
“Saya percaya hari ini kita berada di ambang, jika kita tidak peduli, masa perang. Dan perang itu ada di dalam demokrasi kita –itu adalah krisis besar yang akan kita lalui. Kita bisa memilih untuk menjadi orang yang jalan sambil tidur. Tapi jika kita menginginkan kemajuan sejati, kita perlu membuat komitmen yang serius,” ujar Macron.
“Meningkatkan ketidaksetaraan berarti memberi makan ‘otoriterisme.’ Demokrasi tidak melindungi kita dari ketidaksetaraan akibat kapitalisme. Jadi marilah kita tutup perbedaan dan keluar dari multilateralisme,” kata Maceon, dalam kecaman nyata kepada Presiden AS Donald Trump.
BACA JUGA: Emmanuel Macron: Apa yang Bisa Menyelesaikan Krisis Israel-Palestina?
Macron berbicara selama 44 menit, jauh lebih lama daripada pemimpin lain yang berpidato pada acara tersebut, termasuk perdana Menteri Rusia Dimitry Medvedev dan Kanselir Jerman Angela Merkel.
Presiden sentris yang berusia 41 tahun itu telah menempatkan dirinya sebagai pemimpin gerakan liberal yang menanggulangi kenaikan kubu sayap kanan-jauh di Eropa. Citranya di dalam negeri telah rusak oleh berbulan-bulan protes “rompi kuning” untuk menentang pembaruan ekonomi, termasuk pajak bahan bakar. []
SUMBER: REUTERS