KEBAKARAN di Pasar Senen Jakarta ternyata menyisahkan kisah pilu di antara para pedagang yang berjualan di sana.
Dilansir Republika, ratusan pedagang tampak hanya bisa meratapi barang dagangannya yang telah luluh-lantah tersebut.
Diantara mereka, ialah Rinto. Ia adalah pedagang perlengkapan ABRI di pasar tersebut. Saat ia mengetahui pasar itu kebaran, ia langsung memasang langkah seribu menuju tokonya. Sayang, ia sedikit terlambat. Jika dirinya nekat masuk, bisa jadi reruntuhan bangunan yang terbakar mengenainya.
Rinto mengaku sudah berdagang selama dua tahun di Pasar Senen Blok I tersebut. Ia pun belum bisa menghitung berapa total kerugian yang dialaminya. “Pokoknya kalau bisa diselamatkan semua, bisa 20 karung. Ini hanya empat karung saja yang selamat,” kata Rinto.
Pedagang lainnya, Herianto (34), mengaku sampai nekat loncat dari kereta yang ia tumpangi ketika masih berjalan di stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. Ia nekat loncat lantaran ingin segera mendatangi kiosnya yang juga terbakar.
Pria yang mengaku tinggal di Tambun, Bekasi itu mengatakan, dirinya mempunyai dua kios buku yang terletak di lantai 4 blok I dan II Pasar Senen. Namun naas, meski sudah melakukan aksi nekat tersebut, barang dagangannya ternyata sudah menjadi abu.
Tiba di depan tokonya, Herianto hanya bisa meratap. Ia tak kuasa menahan tangis melihat barang dagangannya dilalap si jago merah yang membara. “Baru belanja kemarin Rp 5 juta. Sekarang udah ludes habis kebakar,” katanya.
Herianto tak menyangka, tempatnya mencari nafkah harus mengalami kebakaran hebat. Tak terlintas sama sekali di benaknya bahwa kebakaran akan melalap semua dagangan dia dan teman-temannya.
Ratapan lain keluar dari mulut Away (45), pedagang lainnya. “Tak terhitung kerugian ini, mungkin miliaran semuanya, saya saja kalau diperkirakan rugi Rp 150 juta,” ujar pria asal Bandung tersebut saat ditemui di lokasi.
Di dalam Pasar tersebut, Away juga mengaku menjual perlengkapan ABRI dan Polisi di toko bernama Toko Tiga Saudara. Menurut dia, bisnis tokonya tersebut sudah berjalan 20 tahun.
Sejak Away berjualan, sudah dua kali ia menyaksikan kebakaran di dalam Pasar Senen. Namun, pada kebakaran tahun 2014 tokonya tersebut tidak terkena kobakaran api karena kebakaran saat itu terjadi di Blok III. “Yang tahun 2014 kan blok III, jadi enggak kenak, ini kan blok I,” ucapnya.
Kendati mengalami kerugian yang cukup besar, Away tidak terlalu berharap terhadap bantuan dari pemerintah. Pasalnya, pemerintah saat ini memang tidak bisa diharapkan. “Saya tidak mau berharap pada pemerintah, enggak mungkin pemerintah mau bantu, harus berusaha sendiri,” kata Away.
Pukul 19.00 WIB, asap hitam masih tampak keluar dari Pasar Senen. Petugas terus mencegah agar api tidak merembet ke blok III sehingga lokasi kebarakan pun tidak semakin luas. Sejauh ini belum ada laporan terdapat korban jiwa akibat kebakaran di sana, meski diketahui kebakaran cukup dahsyat.
Semoga cerita duka para pedagang di Pasar Senen di atas diganti dengan rezeki dari Allah swt, dimana apa yang mereka korbankan bisa diganti dengan kebaikan di masa mendatang. Memang, jika Allah sudah berkehendak maka apa mau dikata. Manusia hanya bisa sabar dan pasrah setelah berusaha. []
Sumber: Republika