Oleh: Nurul Salma Muthmainnah
Mahasiswi STEI SEBI
nurussalma34@gmail.com
MANUSIA tak pernah luput dari kesalahan, tetapi bukan berarti kita hanya hidup untuk melakukan sebuah kesalahan yang berkepanjangan. Sejatinya manusia tidak pernah hidup sendirian di dunia ini hanya saja pikiran mereka lah yang membuat dunia ini menjadi sempit. Paradigma mereka yang menjadikan qalbu mereka terselimuti kabut tipis yang lama-lama menebal karena tidak ada usaha untuk menyingkirkan kabut-kabut tersebut.
Qalbu di sini bukan hanya sebongkah atau segumpal organ yang ada di dalam tubuh manusia melainkan qalbu adalah sesuatu yang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap diri seseorang. Sebagaimana sebuah hadist nabi yang mengatakan “Di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging apabila baik daging itu maka baiklah seluruh tubuhnya, apabila segumpal daging itu buruk maka buruklah seluruh tubuhnya.” Dari qalbu lah semangat dalam berjuang akan muncul, bahkan sebaliknya qalbu pula yang dapat menjadikan semangat juang kita mejadi luntur. Maka jagalah hatimu dengan sebaik-baiknya.
Seorang manusia sejati bukan hanya melontarkan sebuah puisi atau sebuah janji yang hanya sebagai penikmat kata semata. Tetapi seorang manusia sejati harus memiliki keteguhan dalam menjalani hidupnya. Pasti banyak sekali ujian dan cobaan yang ia rasakan.
Kembali lagi kepada pribadi masing-masing bagaiamana ia mampu itu menjadi akar yang kuat lagi tangguh dalam menghadapi terjangan ombak yang tak akan sudah sehingga tumbuhan itu ditakdirkan untuk kembali kepada sang Maha Kuasa. Jadilah pejuang tangguh dalam kisah hidupmu, karena hidup bukan semata-mata hanya untuk bekerja keras mencari nafkah. Tetapi hidup adalah tantangan kita untuk menjadi penata hati yang baik.
Ingatlah bukan hanya kamu yang menghadapi cobaan ini. Bukalah mata dan hatimu dan lihatlah keluar sana betapa banyak mereka yang memiliki level kesulitan diatas levelmu saat ini. Tetaplah berjuang dan berusaha untuk memperbaiki kualitas diri meski masih sering terombang ambing di lautan nan keras. Tetaplah menjadi batu karang yang tegar.
Dan satu hal yang pasti “Karena Tuhan tahu kita mampu” laa yukallifullahu nafsan illa us’aha, Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Allah tahu sampai di mana kemampuan kita untuk melewati berbagai jalan dalam bentuk ujian. So, yakinilah di dalam hati bahwasanya Allah akan memberi pertolongan, bagaimanapun bentuk ujian yang Allah berikan kepada kita. []
RENUNGAN adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim tulisan Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari RENUNGAN di luar tanggung jawab redaksi Islampos.