RUSIA—Ledakan yang mengguncang kereta bawah tanah St Peterburg pada senin (3/4/2017) telah membuat Rusia ‘terguncang.’ Rusia menuduh seorang Muslim yang menjadi dalang peledakan yang menewaskan 14 orang dan puluhan lain luka-luka ini.
Menurut laporan RBTH pada Selasa (3/4/2017), Rusia menuduh seorang Mualaf bernamaAndrey, yang setelah memeluk Islam mengubah namanya menjadi Ilyas.
Ilyas menegaskankan bahwa dirinya sama sekali tidak terlibat dalam kasus peledakan yang terjadi tempo hari di St Peterburg. Ia telah mendatangi kantor polisi setelah beberapa kali ditolak terbang dari Bandara Pulkovo di St Peterburg ke Moskow.
Andrey lahir di Bashkortostan dan lulus dari sekolah militer di kota Ryazan dan sempat bertugas di Chechnya. Setelah pensiun sebagai kapten Angkatan Udara, ia kini bekerja sebagai sopir truk.
“Saya menghargai kinerja yang baik dari polisi dan layanan keamanan. Saya menjawab semua pertanyaan yang diajukan kepada saya secara rinci. Mereka mendengar dan dapat mengerti penjelasan saya. Saya sepenuhnya mendukung penegak hukum. Namun saya tidak terlibat pada insiden St Peterburg,” terang Andrey, seperti dilansir Medialeaks.ru.
Gambar Andrey yang tertangkap CCTV metro ramai dipublikasikan media sebagai terduga pelaku pengeboman di St Peterburg. Bahkan Media Life menyebut Andrey sebagai pelaku peledakan meski tanpa bukti yang jelas. Orang-orang bahkan menyebutnya sebagai “Pria berpeci pelaku bom bunuh diri.”
Imbasnya, Andrey ditolak untuk terbang ke Moskow dari Bandara Pulkovo di Sankt Peterburg karena sejumlah penumpang menolak untuk terbang bersamanya. []