KARAKTER pribadi seperti apakah yang harus dibentuk sejak dini pada diri Anda? Tentu berbagai karakter positif, konstruktif dan kontributif. Di antaranya adalah delapan karakter berikut.
1. Pribadi Kreatif dan Produktif
Hendaknya setiap diri berusaha untuk menjadi pribadi yang kreatif dan produktif dalam kebaikan. Anda tidak perlu menunggu menikah untuk menjadi pribadi yang kreatif dan produktif, karena waktu yang kita miliki pada dasarnya sangat terbatas. Ada sangat banyak hal bisa Anda perbuat untuk kebaikan diri sendiri, teman-teman, lingkungan, masyarakat, bahkan bagi bangsa dan negara. Jadilah pemuda yang kreatif dan produktif, yang memanfaatkan semua waktu untuk hal-hal yang bermanfaat.
BACA JUGA: 8 Karakter yang Harus Anda Miliki Saat Memutuskan Menikah (1)
Jika sudah terbiasa kreatif memproduksi berbagai hal yang bermanfaat, akan membentuk kepribadian yang selalu bersemangat untuk menghasilkan karya nyata. Tidak suka membuang-buang waktu, tidak menyia-nyiakan waktu, tidak melakukan hal-hal yang sia-sia. Setelah menikah nanti, Anda akan memiliki sangat banyak peran dan amanah yang harus ditunaikan. Jika semasa remaja dan muda terbiasa hidup santai, foya-foya, membuang-buang waktu untuk hal-hal yang sia-sia, maka saat menikah nanti bisa menjadi kendala. Bisa jadi ada banyak peran yang tidak terlaksanakan dan terabaikan karena kebiasaan bersantai dan berleha-leha.
Kadang dalam kehidupan rumah tangga, pasangan suami istri harus mengalami berbagai kesulitan, misalnya kesulitan ekonomi. Jika sudah memiliki pribadi kreatif dan produktif, akan mudah mencaro solusi atas kesulitan ekonomi tersebut. Inilah pentingnya menyiapkan pribadi yang kreatif dan produktif karena hidup itu tidak pernah rata, selalu penuh warna dan dinamika.
2. Pribadi Kuat, Tahan Banting
Sejak usia muda, hendaknya Anda memiliki pribadi yang kuat, yang siap menanggung berbagai beban berat dan tahan banting. Karakter ini akan mencetak etos kerja yang kuat, sekaligus mampu menanggung banyak beban dalam kehidupan. Laki-laki harus kuat, karena kelak ia akan menjadi pemimpin keluarga. Ia harus menjaga dan melindungi keluarga. Ia harus mencukupi kebutuhan hidup istri dan anak-anak. Jangan menjadi lelaki cengeng yang mudah mengeluh dan mudah berputus asa, karena sifat seperti ini sangat mengganggu kehidupan berumah tangga nantinya.
Perempuan harus kuat, karena kelak ia harus mengandung dan melahirkan anak. Ia harus membawa serta janin kemanapun dan dimanapun, selama sembilan bulan. Ia harus berjuang menjaga kehamilan, kelahiran, dan membersamai bayi setelah kelahirannya. Ia harus tega, harus rela, berinteraksi dengan hal-hal yang semula dianggap menjijikkan. Ia harus mengurus bayi, bukan saja kelucuannya, namun juga kotorannya. Bukan saja menggemaskannya, namun juga di saat sakitnya.
Jika sejak muda Anda sudah memiliki pribadi yang kuat dan tahan banting, maka peristiwa yang paling sulit sekalipun setelah hidup berumah tangga nantinya, akan bisa Anda hadapi dengan sukses. Berbeda dengan mereka yang berjiwa lemah, yang manja dan kekanak-kanakan. Tidak siap dan tidak sanggup menghadapi kesulitan hidup. Pribadi seperti ini menjadi penyebab kerapuhan sebuah keluarga.
3. Pribadi Penyabar, Penyayang, Pengasih
Sejak usia muda, ciptakan karakter sabar, penuh cinta kasih dalam diri Anda. Jangan membiarkan diri Anda terbiasa melampiaskan emosi secara semena-mena. Jangan terbiasa mengekspresikan kemarahan, kekesalan serta kejengkelan dengan cara-cara yang bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain, karena ini pertanda Anda bersikap tidak dewasa.
Kelak dalam kehidupan berumah tangga, Anda akan bertemu dengan banyak kejadian dan peristiwa, yang tidak selalu sesuai dengan keinginan Anda. Sebelum menikah Anda memiliki ekspektasi tentang pasangan dan tentang kondisi ideal sebuah keluarga. Namun seluruh ekspektasi itu belum tentu bisa menjadi kenyataan, karena ada sangat banyak faktor yang menyertainya. Jika Anda tidak memiliki jiwa sabar, Anda akan uring-uringan setiap hari.
Jika Anda memiliki pribadi yang sabar dan penuh kasih sayang, akan mudah menyenangkan dan membahagiakan pasangan. Kendati Anda akan melewati konflik, pertengkaran, percekcokan dengan pasangan, namun karena Anda memiliki karakter yang penyabar, Anda tetap bersikap “cool: dalam melewati semua dinamika itu. Walau kadang tersakiti oleh ucapan atau perbuatan pasangan, Anda tetap bias memberikan cinta kasih kepadanya. Dengan modal karakter ini, Anda akan lebih mudah untuk membentuk keluarga yang sakinah, mawadah warahmah.
4. Pribadi Resilien
Pribadi yang resilien adalah pribadi yang memiliki resiliensi, atau pribadi yang memiliki daya lenting tinggi. Yang dimaksud dengan resiliensi (daya lenting / kelentingan) adalah kemampuan untuk kembali ke level semula setelah mengalami keterpurukan, atau kedukaan. Pribadi yang resilien, memiliki kemampuan untuk cepat bangkit apabila sempat mengalami guncangan permasalahan. Pribadi yang resilien, mudah memaafkan kesalahan orang lain, dan mudah sembuh dari kesakitan yang muncul akibat perlakuan orang kepada dirinya. Pribadi yang resilien, bukan saja tangguh dan tahan banting, namun cepat melenting bangkit apabila sempat mengalami keterpurukan.
Pribadi yang tidak resilien, sangat sulit untuk bangkit dan kembali ke kondisi semula, apabila sempat mengalami keterpurukan. Mereka juga sulit memaafkan orang lain, pendendam, dan memerlukan waktu lama untuk sembuh dari rasa sakit akibat perlakuan orang kepada dirinya. Apabila kecewa, pribadi seperti ini tidak segera bias segera sembuh dari kekecewaannya. Ini adalah pribadi yang lemah dan labil, yang memiliki ‘plafon jiwa’ yang rendah.
BACA JUGA: Belajar Mencintai Setelah Menikah
Hendaknya setiap laki-laki dan perempuan lajang memahami, bahwa sebaik apapun pasangan hidup yang jelak mereka dapatkan, tetap saja memmiliki sisi-sisi kelemahan dan kekurangan yang kelak akan menjadi sumber kekecewaan. Oleh karena itu, siapkan diri untuk bias menampung berbagai hal yang tidak sesuai harapan atau tidak sesuai ekspekstasi yang dibangun sebelum menikah. Inilah pondasi bagi terbentuknya pribadi resilien.
Demikianlah delapan karakter penting yang harus Anda siapkan sejak dini, untuk menghadapi kehidupan pernikahan, keluarga, bermasyarakat, bekerja, berkarier, beroganisasi, berbangsa serta bernegara. Berbekallah dengan sebaik-baik perbekalan. []
SUMBER: PAKCAH