PALESTINA—Hamas dilaporkan telah menolak dengan tegas ancaman Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas terhadap Gaza, PIC melaporkan pada Jumat (14/4/2017).
Hamas menyebut ancaman ini membuktikan bahwa memang benar Abbas yang selama ini harus bertanggungjawab dalam “menciptakan” berbagai krisis di Jalur Gaza. Mulai dari krisis listrik hingga pemotongan gaji dan krisis lainnya. Bangsa Palestina bersama faksi-faksinya dituntut menciptakan tim menghadapi rencana yang ingin terus menciptakan krisis di Jalur Gaza.
Juru bicara Hamas, Fawzi Barhum mengatakan dalam siaran persnya pada Kamis (13/4/2017) bahwa krisis-krisis di Jalur Gaza terus disulut. Sehingga menciptakan keputusan politik yang tidak ada kaitannya dengan kondisi keuangan dan ekonomi otoritas Palestina.
Hal tersebut dibuat untuk memperparah perpecahan dan penerapan rencana-rencana bersama dengan Israel yang ingin mengisolasi Jalur Gaza dan memisahkannya dari Palestina.
Barhum mengisyaratkan, krisis-krisis di Jalur Gaza diciptakan untuk mengancam ketegaran bangsa Palestina dalam melakukan perlawanan terhadap Israel.
Usaha menciptakan krisis itu diberikan kepada Israel sebagai konpensasi sebelum pertemuan Abbas dengan Trump di Washington, sebagai langkah awal penerapan paksa proyek-protek politik di mana Palestina dipaksa menyerah untuk kemudian masalah bangsa terjajah ini dihapus. []