RASULULLAH SAW menyatakan bahwa bepergian atau safar merupakan bagian siksaan. Di samping resiko lapar, dahaga, dan kurang istirahat, di dalam perjalanan juga terdapat resiko kecelakaan yang dapat menyebabkan terluka atau bahkan meninggal dunia. Oleh karena itu, seorang muslim harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dan menjadikan setiap kepergiannya sebagai bagian dari amal shalih.
Agar perjalanan yang dilakukan bernilai sebagai amal shalih, maka kita perlu melaksanakannya sesuai adab Islam. Berikut adab Islam menjelang keberangkatan:
1 Shalat Safar
Apabila hendak bepergian hendaklah melaksanakan shalat safar dua raka’at.
BACA JUGA: Pembagian Keringanan saat Safar
Berdasarkan hadits dari Ibnu Mas’ud, pernah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah SAW dan berkata: “Ya Rasulullah, saya hendak pergi ke Bahrain untuk urusan dagang”. Lalu Rasulullah menyuruh orang itu: “Pergilah shalat 2 raka’at” [HR. Thabrani dalam al-Kabir].
Hadits dari Mukmin bin Miqdad menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah berkata: “Tidaklah sesuatu yang sangat utama bagi seseorang yang hendak meninggalkan sesuatu pada keluarganya melebihi shalat 2 raka’at yang di tengah mereka kalau ia hendak bepergian” [HR Thabrani].
Demikian pula ketika pulang dari bepergian, hendaklah melaksanakan shalat 2 raka’at di masjid sebelum duduk. Hadits Jabir bin Abdullah mengatakan bahwa pernah aku bersama-sama Rasulullah dalam perjalanan. Lalu setiba kami (kembali) di Madinah, Beliau berkata: “masuklah ke masjid dan kerjakan shalat 2 raka’at [HR. Bukhari dan Muslim].
2 Berpamitan
Apabila hendak bepergian, maka berpamitanlah dengan seisi rumah agar kepergian Anda mereka ketahui. Anda dapat berdoa untuk mereka, dan begitu pula sebaliknya.
BACA JUGA: Buku, Safari Hati dan Otak
عَنْ مُوسَى بْنِ وَرْدَانَ قَالَ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ لِرَجُلٍ تَعَالَ أُوَدِّعْكَ كَمَا وَدَّعَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ كَمَا وَدَّعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَوْدَعْتُكَ اللَّهَ الَّذِي لَا يُضَيِّعُ وَدَائِعَهُ
Dari Musa bin Wardan berkata; Abu Hurairah berkata kepada seorang laki-laki: “Kemarilah, saya akan mengucapkan selamat tinggal (berpamitan) kepadamu sebagaimana Rasulullah SAW mengucapkan selamat tinggal kepadaku, atau sebagaimana Rasulullah SAW mengucapkan selamat tinggal; aku titipkan engkau kepada Allah yang tidak menyia-nyiakan titipan-Nya”
Di samping mengucapkan kata-kata pamitan, hendaklah berjabat tangan dan mengucapkan salam. Rasulullah SAW bersabda:
تَصَافَحُوا يَذْهَبْ الْغِلُّ
“Hendaklah kalian saling berjabat tangan, niscaya akan hilanglah kedengkian” [HR. Malik dari ‘Atha bin Abu Muslim Abdullah al- Khurasani berkata].
مِنْ تَمَامِ التَّحِيَّةِ الْأَخْذُ بِالْيَدِ
“Termasuk kesempurnaan penghormatan adalah berjabat tangan” [HR. Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud].
Ucapan salam ketika berpisah dengan keluarga adalah:
ألَسلامُ عليكم ورحمةُ الله وبركاتُهُ
“Semoga keselamatan tetap atas kamu, demikian pula rahmat Allah dan barakah-Nya”.
Berjabat tangan dan mengucapkan salam merupakan bentuk penghormatan kepada keluarga yang ditinggalkan. Hal ini akan memberikan perasaan nyaman bagi kedua belah pihak. []
SUMBER: TUNTUNAN ISLAM