GERALDINE Paraiso, 28, hampir tak bisa menyembunyikan kegembiraannya ketika ia dan suaminya pada tahun ini merayakan Idul Fitri pertama kalinya. Bagaimana tidak, tahun ini, ia menikah dan yang paling terpenting, ia menjadi seorang mualaf.
Paraiso, yang kemudian memilih Zainab sebagai nama Muslimnya, pertama kali mengenal Islam ketika liburan di Dubai pada tahun 2008 dari bibinya. Sang bibi sudah lebih dulu memeluk Islam, dan kemudian menikah dengan seorang warga Emirat.
Ketika Paraiso memelajari Islam, ia memutuskan untuk meninggalkan ajaran Katolik yang sebelumnya ia anut.
“Orang-orang Emirat memberiku buku dan pamflet tentang Islam,” kata Paraiso, yang bekerja di bidang pemasaran kepada The National.
“Saya membaca Quran dengan penuh minat. Setelah memeluk Islam, saya merasakan rasa damai dan kebahagiaan. “
Menurut Paraiso, ia sangat didukung oleh ibunya sendiri. “Ibu saya mengatakan ia mengharapkan saya jadi Muslim sepenuh hati dan tulus. Dia mengatakan kepada saya bahwa saya harus siap untuk berkorban karena aku saya menjalani banyak penyesuaian.”
“Islam telah mengajarkan saya banyak tentang rasa hormat, kesabaran dan menjadi istri yang penuh kasih dan berbakti kepada suami saya,” kata Paraiso, yang menikah dengan Moris Almazan di Filipina pada tahun 2010. Almazan sendiri juga merupakan seorang mualaf.
“Saya telah mengembangkan rasa yang lebih dalam menghormatinya.”
Paraiso sekarang sudah mengenakan jilbab. “Saya selalu menunaikan shalat lima kali sehari,” katanya.
Almazan, sekarang dikenal sebagai Abdul Malik, mengatakan ia telah berpikir tentang memeluk Islam dalam waktu yang lama.
“Pembantu kami adalah seorang Muslim. Dia mengajarkan kami keindahan Islam dan keyakinan bahwa Allah adalah satu, Allah itu benar,” katanya. “Saya telah menemukan jalan yang benar dan membuat keputusan sepenuh hati masuk Islam.”
Pasangan itu mengatakan mereka ingin melakukan haji, ziarah ke Mekah, di Arab Saudi, dalam waktu dekat ini. “Kami berdua menemukan kedamaian dalam Islam,” kata Paraiso. “Ini adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah kami buat.”
Barokallah fii umrik… []