SEMUA nabi dan rasul begitu dicintai Allah. Demikian juga sebaliknya, mereka begitu mencintai Allah. Di antara nabi dan rasul yang Allah cintai, Nabi Muhammad-lah yang memiliki kedudukan paling tinggi di antara para utusan Allah. Hal ini dibuktikan dengan adanya shalawat.
“Tidak ada satu perintah dari Allah, yang Allah dan malaikat-Nya turut pula mengerjakannya.” (QS Al-Ahzab [33]: 56)
Selain itu, Allah memberi kedudukan yang lebih kepada Muhammad Saw. dibandingkan dengan nabi dan rasul lain. Salah satu contohnya adalah saat beliau mengalami Isra Mi’raj, Dalam peristiwa itu, Nabi Muhammad Saw. mengimami para rasul.
BACA JUGA: Nabi Muhammad, Nabi Akhir Zaman
Lalu, apakah keistimewaan Muhammad Saw. sehingga beliau memiliki kedudukan yang tinggi diantara para nabi dan Allah begitu mencintainya?
Mengutip Dr Nadirsyah Hosen, Ph.D. atau Gus Nadir, dalam buku Saring Sebelum Sharing, setidaknya ada dua alasan terkait jawaban atas pertanyaan di atas.
1 Akhlak
Setelah Nabi Muhammad Saw. wafat, seketika itu pula Kota Madinah bising dengan tangisan umat Islam: antara percaya dan tidak percaya. Beberapa waktu kemudian, seorang Arab Badui menemui Umar bin Khaththab dan Bilal bin Rabah untuk bertanya mengenai akhlak Muhammad Saw. keduanya hanya terisak, tak bisa menjawab. Kemudian orang Badui ini menemui Ali bin Abi Thalib untuk menanyakan hal serupa. Ali dengan linangan air mata berkata, “Ceritakan kepadaku keindahan dunia ini!”
Badui ini menjawab, “Bagaimana mungkin aku dapat menceritakan segala keindahan dunia ini?”
Jawab Ali, “Engkau tak sanggup menceritakan keindahan dunia padahal Allah telah berfirman bahwa sungguh dunia ini kecil dan hanyalah senda gurau belaka, lalu bagaimana aku dapat melukiskan akhlak Nabi Muhammad Saw., sedangkan Allah telah berfirman, “Bahwa sungguh Nabi Muhammad Saw. memiliki budi pekerti yang agung?” (QS Al-Qalam [68]: 4)
Badui ini lantas menemui Aisyah r.a. istri Nabi Saw.
Aisyah hanya menjawab, “Khuluquhu Al-Quran [Akhlaknya itu Al-Quran].” Seakan-akan Aisyah ingin mengatakan bahwa Nabi itu bagaikan Al-Quran berjalan.
Badui ini tidak puas, bagaimana bisa dia segera menangkap akhlak Nabi kalau dia harus melihat ke seluruh kandungan Al-Quran? Aisyah akhirnya menyarankan Badui ini untuk membaca dan menyimak QS Al-Mukminun [23]: 1—11.
Masing-masing sahabat memiliki kesan tersendiri dari pergaulannya dengan Nabi Saw. Kalau mereka diminta menjelaskan seluruh akhlak Nabi, linangan air matalah jawabannya karena mereka terkenang akan keagungan akhlak Nabi.
BACA JUGA: Fakta-fakta Menarik Nabi Muhammad
2 Nabi terakhir
Dalam Shahih Al-Bukhari (hadis nomor 3271), diriwayatkan bahwa Nabi bersabda:
“Perumpamaanku dan para nabi sebelumku seperti seseorang yang membangun suatu rumah, lalu dia membaguskannya dan memperindahnya kecuali ada satu labinah (tempat lubang batu bata yang tertinggal belum diselesaikan) yang berada di dinding samping rumah tersebut, lalu manusia mengelilinginya dan mereka terkagum-kagum sambil berkata, ‘Duh, seandainya ada orang yang meletakkan labinah (batu bata) di tempatnya ini.’”
Beliau melanjutkan, “Maka, akulah labinah itu dan aku adalah penutup para nabi.” (Catatan: Dalam redaksi Shahih Muslim, hadis nomor 4240 “Maka, akulah yang meletakkan atau memasang bata itu, aku datang sebagai nabi terakhir.”).
Jadi, tidak ada lagi Nabi atau pun Rasul setelah Nabi Muhammad. Dengan demikian, Nabi Muhammad adalah Nabi terakhir hingga akhir zaman. Ajaran yang disampaikannya pun bukan hanya untuk bangsa Arab, tetapi untuk seluruh umat manusia. []
Referensi: Saring sebelum Sharing/Karya: Nadirsyah Hosen/Penerbit: Bentang Pustaka/Tahun: 2019