BERSEDEKAH dengan harapan rezeki atau harta akan dilipatgandakan memang diperbolehkan. Namun, meskipun hal ini diperbolehkan, orang yang melakukannya justru akan mendapatkan kerugian. Tidak di dunia, kerugian akan dirasakan saat berada di akhirat kelak.
Lantas, kerugian apa sajakah yang dimaksud?
1 Ada ahli sedekah yang diseret ke neraka
Pahala sedekah bakal lenyap seketika bahkan si ahli sedekah diseret ke neraka jika ia berniat untuk riya atau pamer agar dikenal sebagai orang yang dermawan. Seperti yang diketahui bahwa riya merupakan salah satu sifat yang harus dihindari karena termasuk syirik kecil.
Berkata Ibnu Abbas ra “Bahwa orang yang riya diberikan kebaikannya hanya saat masih di dunia, karena memang Allah tidak pernah berlaku zalim kepada siapapun. Barangsiapa yang berbuat baik karena berharap dunia, entah berupa puasa, shalat, tahajud di malam hari, tidak dikerjakan kecuali karena berharap dunia akan mendapat balasan di dunia sepenuhnya sementara amalnya terhapus karena dilakukan sekadar untuk mendapatkan balasan duniawi. Kelak di akhirat orang semacam ini termasuk golongan yang merugi.” (Tafsir al-Quran al-Azhim karya Ibnu Katsir juz II/440).
Pahala dari orang yang bersedekah akan hilang ketika ia sering menyebut sedekah yang telah ia berikan kepada orang lain. Ternyata perbuatan yang demikian ini dapat melukai hati orang yang menerima sedekah. Allah Ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan si penerima.” (QS. Al-Baqarah: 264)
Suatu hari Nabi SAW menceritakan bahwa kelak pada hari kiamat ada empat orang yang pertama kali dihisab, di antaranya:
“Seorang lelaki yang Allah lapangkan rezekinya, sehingga ia memiliki seluruh jenis harta kekayaan. Ketika ia didatangkan, segera Allah mengingatkannya perihal berbagai jenis nikmat-Nya di dunia, dan ia pun mengakuinya semua. Selanjutnya Allah bertanya kepadanya: Lalu apakah yang engkau kerjakan dengan nikmat-nikmat-Ku itu? Ia menjawab: Tidaklah ada satu jalanpun yang Engkau suka bila aku bersedekah padanya melainkan aku telah menyedekahkan hartuku padanya . Namun Allah menghardik lelaki itu dan berfirman: Engkau berdusta, sejatinya engkau melakukan itu agar dikatakan engkau adalah orang dermawan, dan itu telah engkau dapatkan. Selanjutnya ia diperintahkan untuk diseret terbalik di atas wajahnya, dan kemudian dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)
2 Dapat balasan di dunia namun merugi di akhirat
Sudah semestinya kita meluruskan niat untuk bersedekah karena mengharapkan keridhoan dari Allah SWT dan bukan mengharap harta berlipat. Nah bagi mereka yang melakukan sedekah dengan niat untuk mendapatkan ganjaran berupa lipat ganda harta di dunia ternyata akan mengalami kerugian tidak akan memperoleh apapun di akhiratnya kelak. Allah Ta’ala berfirman:
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan perkerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperolah di akhirat, kecuali Neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud: 15-16)
Bagi orang-orang yang berorientasi pada kehidupan dunia akan menganggap bahwa balasan pahala tidak menarik bagi kehidupan mereka. Ditambah lagi, jika sifat serakah sudah merajai dalam diri maka segala sesuatu yang berhubungan dengan duniawi adalah yang paling penting dan berarti.
Sama halnya ketika melakukan sedekah, mereka tidak berharap akan mendapatkan pahala yang berguna untuk kehidupan akhirat. Namun lebih kepada tergiur “iming-iming” janji Allah yakni akan memperoleh balasan berkali-kali lipat.
Padahal sebenarnya, kita tidak boleh menjadikan janji tersebut sebagai tujuan utama saat melakukan sedekah. []