KETIKA masa Dinasti Utsmani, setiap pintu rumah disediakan dua pengetuk, salah satunya kecil, dan yang lainnya besar.
Ketika pintu diketuk oleh pengetuk kecil, maka dapat diketahui bahwa yang mengetuk adalah seorang perempuan, maka yang keluar untuk membuka pintu adalah sang Istri pemilik rumah.
Sedangkan ketika pintu diketuk oleh pengetuk besar, maka dapat diketahui bahwa yang mengetuk adalah seorang lelaki, maka suamilah yang berhak untuk membuka pintu.
Dan ketika pemilik rumah sakit, maka ditaruhlah di depan rumahnya karangan bunga mawar merah sebagai tanda kepada pejalan kaki dan orang-orang yang berlalu-lalang bahwa di rumah tersebut ada yang sedang sakit, sehingga mereka tidak membuat kegaduhan, atau meninggikan suara di depan rumahnya.
Hebat ya? [dedih mulyadi/islampos] []