SHALAT yang lima waktu adalah kewajiban bagi setiap muslim yang sudah dibebani syariat. Namun dari kelima waktu tersebut, ada dua shalat yang berat bagi orang munafik dalam mengerjakannya.
Kita tahu bahwa godaan rasa malas, mengantuk, sering datang di waktu shalat isya atau subuh. Dua waktu shalat yang berat bagi orang munafik tersebut memang akan menguji keimanan seseorang kepada Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW menjelaskan, cobaan di dua waktu shalat fardhu ini dikatakan mampu menunjukkan sifat asli seseorang. Apakah dia seorang Muslim yang taat atau seorang munafik?
Dilansir dari Elbalad, para ulama menjelaskan terkait hadits Nabi tersebut, tentang shalat yang berat bagi orang munafik. Mereka mengawali dengan penjelasan bahwa shalat adalah tiang agama dan pembeda antara mukmin dan kafir.
2 Shalat yang Berat bagi Orang Munafik
BACA JUGA: 8 Ciri Orang Munafik menurut Al-Quran dan Hadits
Shalat dikatakan juga tidak seperti ibadah lainnya yang bisa ditinggalkan jika tidak mampu melakukannya. Seperti ibadah zakat dan haji yang bisa ditunda jika tidak ada uang dan kemampuan.
Begitu juga dengan Ramadhan, tidak dilakukan kecuali pada bulannya. Tetapi shalat tidak jatuh selama seseorang masih memiliki akal.
Namun, khusus untuk shalat Isya dan Subuh, para ulama menegaskan bahwa dua ibadah itu adalah ujian untuk pembeda antara seorang Muslim dan kategori lain. Inilah shalat yang berat bagi orang munafik. Nabi Muhammad SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ
مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا وَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِالصَّلَاةِ فَتُقَامَ ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيُصَلِّيَ بِالنَّاسِ ثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِي بِرِجَالٍ مَعَهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَطَبٍ إِلَى قَوْمٍ لَا يَشْهَدُونَ الصَّلَاةَ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ بِالنَّارِ
Artinya: “Dari Abu Hurairah berkata, ‘Rasulullah SAW bersabda, “Shalat yang dirasakan berat bagi orang-orang munafik adalah shalat Isya dan shalat subuh, sekiranya mereka mengetahui keutamaannya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak.
Sungguh aku berkeinginan untuk menyuruh seseorang sehingga shalat didirikan, kemudian kusuruh seseorang dan dia mengimami manusia, lalu aku bersama beberapa orang membawa kayu bakar untuk menjumpai suatu kaum yang tidak menghadiri shalat, lantas aku bakar rumah mereka.” (HR Muslim).
2 Shalat yang Berat bagi Orang Munafik
Al Hafidz ibn Hajar mengatakan, alasan dua shalat ini menjadi shalat yang berat bagi orang munafik adalah karena godaan untuk meninggalkan dua ibadah itu memang sangat kuat.
Ditambah waktu Isya adalah momen untuk menenangkan diri dan istirahat. Adapun waktu subuh merupakan momen nikmat untuk tidur. Tak heran jika dua shalat tersebut menjadi shalat yang berat bagi orang munafik.
Sementara itu, di antara ayat Alquran yang paling membicarakan sifat orang munafik adalah ayat yang terdapat dalam surah At -Taubah. Makanya surah ini juga disebut Al Fadhikhah (Surah yang menyingkap rahasia orang – orang munafik).
Ada yang disebut Nifaq Amali yang tidak sampai mengeluarkan pelakunya dari Islam namun ini sangat berbahaya karena nifaq yang kecil merupakan wasilah yang bisa mengantarkan seseorang kepada Nifaq Akbar, olehnya jangan kita meremehkan dosa – dosa kecil karena sesungguhnya gunung itu berasal dari tumpukan batu – batu kecil.
2 Shalat yang Berat bagi Orang Munafik
BACA JUGA: Hati-Hati, Inilah 3 Tanda Orang Munafik
Jangan kita mengatakan: ”Ini hanya kecil dan seterusnya”, dosa juga demikian jangan dianggap remeh, perkataan salah seorang salaf:”Jangan engkau melihat besar kecilnya sebuah dosa tapi hendaknya engkau melihat kepada siapa engkau melakukan dosa itu.”
Anas bin Malik pernah berkata kepada tabi’in: ”Kalian mengerjakan sebuah amalan yang tercela yang kalian menganggapnya lebih ringan dan enteng dari selembar rambut namun kami menganggapnya di zaman Nabi SAW termasuk perkara yang bisa membinasakan kami”.
Orang yang beriman ketika ia mengerjakan dosa sekecil apapun itu ia melihat dirinya seakan ia berdiri dibawah sebuah gunung yang setiap saat gunung itu akan menimpanya, namun orang munafik ketika mengerjakan sebuah dosa apapun dia hanya mengangapnya hanya seekor lalat yang hinggap dihidungnya kemudian ia tepis begitu saja. Wallahu a’lam. []