BEKASI–Sekitar 150 siswa SDN Pekayon 3, Bekasi Selatan, Kota Bekasi belajar di lantai selama dua tahun karena tak ada mebel berupa bangku. Murid-murid yang belajar di lantai selama dua tahun terdiri dari kelas 6A, 6B, 5B, 2A dan 2B dan 1B. Sebagian dari mereka membawa meja lipat dari rumahnya masing-masing. Tapi, bagi yang tak mampu terpaksa belajar sambil membungkuk.
Wali Kelas 6 A Agus Herlana, mengatakan, ruang kelas yang belum dilengkapi meubelair merupakan ruang kelas baru atau gedung baru. Gedung baru dengan enam ruang kelas tersebut selesai dibangun pada 2017. “Sudah diajukan ke pemerintah untuk pengadaan meja-kursi,” ujar Agus pada Jumat, (13/9/2019) pekan lalu.
BACA JUGA: Ditegur Merokok, Siswa SD di Surabaya Tantang Guru
Sedangkan satu siswa kelas 6A, Fikri Muhammad Daffa, mengatakan, sudah hampir dua tahun belajar tanpa menggunakan meja-kursi. Sebelumnya, dia mengaku membawa meja lipat, tapi patah karena diduduki. “Nikmati saja belajar seperti ini,” ujarnya.
Mengetahui berita soal SD lesehan viral di media sosial, pemerintah daerah segera bertindak. Ratusan mebel bekas didatangkan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan mebel yang dikirimkan pada Ahad (15/9/2019), merupakan hasil inventarisasi di sekolah kelebihan bangku dan sisa bangku hasil penggabungan sekolah di titik lain.
“Sekarang sudah bisa beraktivitas belajar dengan sarana yang layak,” kata Rahmat Effendi usai mengunjungi SDN Pekayon 3, Senin (16/9/2019).
BACA JUGA: Ratusan Siswa SD Ini Sisihkan Uang Jajan demi Bantu Gurunya yang Bergaji Minim
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Inayatullah mengatakan, akan mengecek lagi semua fasilitas pendidikan di wilayahnya. Langkah itu dilakukan supaya tak ada lagi siswa yang belajar tanpa meja-kursi alias lesehan.
“Tahun ini ada anggaran sekitar Rp 11 miliar untuk pengadaan meubelair. Rp 6 miliar untuk sekolah dasar, dan sisanya sekolah menengah pertama,” kata dia. []
SUMBER: TEMPO