RAMADHAN adalah bulan istimewa bagi Umat Muslim di seluruh dunia. Tak terkecuali di Cina. Umat Islam di Negeri Tirai Bambu ini menyambut puasa di bulan suci Ramadhan dengan penuh semangat, meski mereka kerap mendapat berbagai rintangan dari pemerintah.
“Di Cina ada sekitar 20 juta Muslim, termasuk beberapa warga asing, sesuai kebijakan pemerintah pusat, kaum Muslim boleh menaati kebebasan penuh dalam berpuasa seperti Muslim lain di Dunia,” kata Imam Masjid Pusat Beijing, IINA News melaporkan.
Menurut media Cina, Ramadhan yang banyak dirayakan oleh banyak etnis minoritas Cina, termasuk etnis Hui, Uygur, Kazakh, Uzbek, Tajik, dan Kyrgyz.
Muslim di Kawasan Otonomi Xinjiang Uygur, Cina yang merupakan rumah bagi populasi Muslim terbesar di negara itu, mulai merayakan bulan suci dengan berbagai seni tradisional.
Menurut laporan, Ha Shaolin selaku kepala Asosiasi Islam Provinsi Hainan Cina Selatan, pada Sabtu (27/5/2017) mulai menggelar makan bersama keluarga menjelang sahur.
“Ramadan bukan hanya tentang puasa. Yang lebih penting, umat Islam harus ingat untuk mencintai orang lain dan bersyukur selama bulan suci,” tambah Shaolin.
Ada ribuan masjid di Cina, kebanyakan di wilayah Xinjiang yang membuat pengaturan khusus untuk ‘Shalat dan Tarawih’ selama bulan tersebut.
“Kami menikmati persaingan untuk kebebasan dalam menaati tata cara keagamaan di bulan tersebut. Pemerintah Cina memfasilitasi kita untuk melakukannya,” kata Abu Hanif, Imam Masjid Pusat Urumqi.
Kegiatan keagamaan di Cina terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Secara keseluruhan ada sekitar 35 ribu masjid dan lebih dari 50 ribu lembaga pendidikan Islam di berbagai wilayah. []