LISAN, merupakan salah satu hal yang bisa menjerumuskan seseorang kepada keburukan jika perkataan yang keluar darinya tidak dijaga. Islam sendiri menaruh perhatian khusus pada aktivitas lisan agar setiap Muslim tidak binasa hanya karena ‘keseleo’ lisannya.
BACA JUGA: 20 Kesalahan Lisan, Muslim Harus Menghindarinya (1)
Berikut 10 dari 20 perbuatan lisan yang dapat menjerumuskan muslim kepada kebinasaan:
Berlidah dua
Kita mengenalnya dengan istilah bermuka dua. Orang yang melakukan ini ialah orang yang menunjukkan persetujuan atau dukungan kepada dua pihak yang berselisih.
Jika bertemu salah satu pihak, ia akan mendukung pihak tersebut dan menjelekkan pihak yang lain. Sifat ini tanda kemunafikan dan mengandung gosip. Rasulullah SAW bersabda:
تجدون شرَّ الناسِ يومَ القيامةِ عندَ اللهِ ذا الوجهينِ: الذي يأتي هؤلاءِ بوجْهٍ، ويأتي هؤلاءِ بوجْهٍ
“Kalian akan menemukan bahwa seburuk-buruk orang pada Hari Kiamat di sisi Allah adalah orang yang bermuka dua….”
Nyanyian dan syair
Beberapa nyanyian dan syair harus dihindari setiap Muslim. Di antaranya yang melebih-lebihkan pujian agar tidak terjatuh pada dusta. Rasulullah SAW bersabda:
لَأنْ يمتلئَ جوفُ أحدِكم قيحًا حتَّى يَرِيَه خيرٌ له مِن أنْ يمتلئَ شِعرًا
“Bila perut salah seorang dari kalian dipenuhi dengan nanah yang merusaknya, itu lebih baik daripada dipenuhi syair (yang membuatnya terlena).” (HR Ibnu Hibban)
Bercanda
Bercanda yang dilarang dalam Islam adalah yang berlebihan, menurunkan martabat seseorang, dan menyebabkan ketawa berlebihan yang merusak hati.
Mengejek
Seorang Muslim diperingatkan untuk tidak mengejek seseorang, misalnya dengan menyebut kekurangan yang dimilikinya dengan maksud menertawakan atau meremehkan. Ejekan ini bisa dalam bentuk senyuman kecil, atau tertawa terbahak-bahak. Jika orang yang diejeknya tidak ada, menjadi ghibah. Allah SWT pun memperingatkan kita melalui Surah al Hujurat Ayat 11.
BACA JUGA: Jaga Lisan, karena Banyak Bicara Bisa Jebloskan Seseorang ke Neraka
Memuji yang salah
Islam mengajarkan untuk tidak memberikan pujian pada tempat yang salah, dan tidak dibolehkan memberi pujian secara berlebihan karena bisa menyebabkan orang berdusta akibat pujiannya itu.
Sikap tersebut juga dapat menyebabkan seseorang terjerumus pada kemunafikan jika pujian itu membawa kebahagiaan di hati orang yang tidak memerintah dengan adil dan tidak bermoral.
Dari Abu Bakrah bahwa seorang laki-laki di sisi Nabi SAW lalu seseorang memuji kebaikannya dan kemudian Nabi SAW bersabda:
إن كان أحدُكم مادِحًا لا مَحالةً فلْيقلْ: أَحسَبُ كذا وكذا، إن كان يَرى أنه كذلك، واللهُ حَسيبُه، ولا يُزَكِّي على اللهِ أحدًا
Sekiranya salah seorang di antara kalian harus memuji orang lain tanpa batasan, maka hendaknya dia mengucapkan, ‘Saya mengira ini dan itu yang akan menilai adalah Allah, dan seseorang tidaklah mensucikan orang lain mendahului Allah.'”
Membocorkan rahasia
Ini dilarang karena merupakan perbuatan pengkhianatan terhadap orang yang telah memercayakan rahasia tersebut pada orang lain. Rasulullah SAW bersabda:
إذا حَدَّثَ الرجلُ الحديثَ ثم التَفَتَ فهي أمانةٌ
“Apabila ada seseorang yang mengajak bicara dan sebelum berbicara dia nengok kanan-kiri terlebih dulu, maka itu rahasia, dan itu amanah.” (HR Tirmidzi)
Membuat janji palsu
Janji palsu adalah perbuatan lisan yang membinasakan seorang Muslim dan ini perbuatan yang diharamkan. Janji adalah ditepati dan tidak boleh diingkari. Rasulullah SAW bersabda:
ثلاثٌ من كنَّ فيه فهو منافقٌ إذا حدَّث كذب، وإذا وعد أخلف، وإذا اؤتُمن خان،
“Tanda-tanda munafik ada tiga, jika berbicara dusta, jika berjanji mengingkari, dan jika diberi amanat dia khianat.”
BACA JUGA: Waspadalah, Banyak Orang Binasa karena Lisan
Berbohong dalam ucapan dan sumpah
Perbuatan ini adalah salah satu perbuatan lisan yang paling besar dalam membinasakan seorang Muslim. Sebab, akibat perbuatan ini ialah membuat seseorang percaya pada dusta dan menyebabkan kebodohan sehingga menimbulkan kerugian. Rasulullah SAW bersabda:
إياكم والكذبَ، فإنه مع الفجورِ، وهما في النارِ
“Waspadalah terhadap dusta, karena itu termasuk maksiat dan keduanya (maksiat dan dusta) ada di neraka tempatnya.” (HR Al-Wadi’i)
Mengabaikan kesalahan dalam ucapan
Sering kali kali kita mengalami keseleo lidah sehingga apa yang telah diucapkan itu memuat kesalahan. Jika ini terjadi karena ketidaktahuan maka Allah SWT akan memaafkannya dan ke depannya harus lebih berhati-hati. Sedangkan untuk ulama, jika mengalami salah ucap, maka harus mengoreksi atau meluruskan ucapannya yang berkaitan dengan persoalan agama.
Bertanya pada orang awam tentang agama
Setiap Muslim harus menghindari bertanya pada orang awam tentang sifat dan kalam Allah SWT serta hal lain yang terkait dengan ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu lain yang belum mendapat penjelasan.
Bertanya pada orang awam merupakan salah satu godaan terbesar dalam agama. Apalagi bila sampai merasa puas atas jawaban yang diperoleh, padahal jawaban itu disampaikan oleh orang yang tidak mendalami urusan agama. []
SUMBER: MAWDOO3