LISAN, merupakan salah satu hal yang bisa menjerumuskan seseorang kepada keburukan jika perkataan yang keluar darinya tidak dijaga. Islam sendiri menaruh perhatian khusus pada aktivitas lisan agar setiap Muslim tidak binasa hanya karena ‘keseleo’ lisannya.
Segala sesuatu yang diucapkan oleh lisan, maka menjadi tanggung jawab orang tersebut.
مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tidak ada suatu kata yang diucapkannya, melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” (QS Qaf ayat 18).
Rasulullah SAW bersabda:
وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ
“Seorang hamba berbicara satu kalimat dari yang dibenci Allah, bisa membuatnya tergelincir ke dalam neraka Jahanam.” (HR Bukhari)
Islam pun memberikan batasan dan larangan bagi setiap muslim dalam menggunakan lisannya. Muslim haruslah berhati-hati menggunakan lisannya. Hindari perkataan atau perbuatan lisan yang dilarang dalam Islam.
BACA JUGA; Lisan Cermin Iman
Berikut 10 dari 20 perbuatan lisan yang dapat menjerumuskan muslim kepada kebinasaan:
1 Membicarakan sesuatu yang bukan menjadi urusannya
Ini menjadi salah satu hal yang membinasakan seorang Muslim jika dilakukan. Seorang Muslim sangat mungkin membicarakan sesuatu yang sebetulnya tidak menjadi urusannya. Atau mencari informasi yang sebetulnya tidak penting.
Termasuk membuang-buang waktu dengan membicarakan sesuatu yang tidak berguna. Karena itu, ketika seorang Muslim diam terhadap hal tersebut, ia terhindar dari dosa. Setiap Muslim harus berhati-hati dalam menjaga lisannya dari pembicaraan yang tidak berguna, dan membiasakan diri berdiam dari hal-hal yang tidak menyangkut dirinya.
إنَّ من حُسْنِ إسلامِ المرءِ تَركَهُ ما لا يَعْنِيهِ
“Sesungguhnya di antara kebaikan seorang Muslim itu ialah meninggalkan apa yang tidak menjadi urusannya.” (HR Tirmidzi)
2 Mengutuk
Mengeluarkan kata-kata yang mengutuk atau melaknat berarti menjauhkan diri dari rahmat Allah SWT. Karena itu, tidak boleh menggunakan kata-kata laknat pada apa pun, baik itu kepada manusia, binatang, benda mati, suatu kelompok atau orang tertentu. Sebab, semuanya itu tercela dan dilarang.
Seorang Muslim tidak boleh membiasakan lisannya mengucapkan kata-kata yang mengutuk. Rasulullah SAW bersabda:
ليس المؤمنُ بطعَّانٍ ولا بلعَّانٍ
“Seorang mukmin bukanlah orang yang suka mencela, melaknat, berperangai buruk, dan mengeluarkan ucapan yang kotor.” (HR Tirmidzi)
3 Melebih-lebihkan atau mengulang perkataan
Islam mengajarkan untuk tidak mengucapkan kata-kata secara berlebihan, termasuk mengulang-ulang perkataan tanpa ada manfaat. Seorang Muslim diharuskan untuk menjaga lisan agar tidak berbicara dengan meluap-luap. Maka, hendaknya bicara secukupnya sesuai yang dibutuhkan. Rasulullah SAW bersabda:
طُوبَى لِمَنْ أَمْسَكَ الْفَضْلَ مِنْ لِسَانِهِ، وَأَنْفَقَ الْفَضْلَ مِنْ مَالِهِ
“Beruntunglah mereka yang mampu menahan lidahnya dari berbicara yang melebihi porsinya dan mau membelanjakan kelebihan dari harta yang dimilikinya di jalan Allah.” (HR Tirmidzi)
4 Membicarakan kebatilan
Seorang Muslim hendaknya tidak membicarakan kebatilan, seperti masalah wanita, berbagai bentuk maksiat, dan kezaliman yang dilakukan pemimpin. Termasuk juga membicarakan tentang kepalsuan, bidah, dan doktrin agama yang rusak. Semua ini bersumber dari rusaknya lisan seseorang sehingga harus dijauhi seorang Muslim. Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ خَطَايَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ خَوْضًا فِي الْبَاطِلِ
“Manusia yang paling besar dosanya di Hari Kiamat adalah orang yang paling banyak berbicara hal yang batil.” (HR Al Iraqi)
5 Ghibah
Ghibah adalah menyebut-nyebut kesalahan seseorang saat orang yang dibicarakannya itu tidak ada. Pelaku ghibah menyalah-nyalahkan orang yang dibicarakannya, baik pada sisi akhlaknya, fisiknya, keturunannya, perbuatannya, perkataannya, agamanya, atau sesuatu yang tidak disukainya. Walaupun yang dibicarakannya benar, tetap itu termasuk ghibah.
Ghibah juga bisa artikan sebagai perbuatan di mana ada seseorang atau lebih yang berbicara di belakang orang yang sedang dibicarakan. Bentuknya bisa berupa tindakan, sindiran, senyum tersembunyi, atau saling memandang. Allah SWT memberi peringatan terkait perbuatan ghibah melalui Surat al Hujuraat ayat 16.
6 Adu domba (namimah)
Adu domba adalah percakapan di antara orang-orang di mana satu pihak mengungkapkan sesuatu yang dibencinya atau kabar yang didapatkan dari orang lain, termasuk membocorkan rahasia.
Bedanya adu domba dengan dengan ghibah adalah motif adu domba, yaitu untuk berbuat jahat kepada orang yang dibicarakan atau untuk menggali kebohongan dan omong kosong. Semua itu dilarang dalam Islam. Rasulullah SAW memperingatkan:
لا يَدخلُ الجنّةَ نَمَّامٌ
“Tidak akan masuk surga orang-orang yang melakukan namimah atau adu domba.”
7 Berdebat
Maksud berdebat di sini adalah merasa keberatan atas suatu pernyataan lalu keberatan tersebut disampaikan hingga menimbulkan perdebatan atau kontroversi. Seorang Muslim harus meninggalkan perdebatan.
Jika memang apa yang disampaikan orang lain itu benar, harus memercayainya. Namun, jika apa yang disampaikan tersebut tidak benar dan tidak berkaitan dengan masalah agama, harus diam. Rasulullah SAW bersabda:
لاَ تُمَارِ أَخَاكَ وَلاَ تُمَازِحْهُ وَلاَ تَعِدْهُ موعدًا فتُخلِفَه
“Janganlah kamu mendebat saudaramu, janganlah kamu bercanda dengannya (dengan canda yang dapat menyinggungnya), dan janganlah kamu menjanjikannya suatu janji lalu kamu mengingkarinya.” (HR Tirmidzi)
BACA JUGA: Muslimah Jagalah Lisanmu
8 Adu mulut
Maksudnya adu mulut di sini adalah bertengkar melalui kata-kata yang menyakiti orang lain dengan tujuan menghancurkan lawannya. Semua ini adalah bahaya lisan yang harus dihindari. Rasulullah SAW bersabda:
إنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرَفًا يُرَى ظَاهِرُهَا مِنْ بَاطِنِهَا، وَبَاطِنُهَا مِنْ ظَاهِرِهَا، أَعَدَّهَا اللَّهُ لِمَنْ أَلانَ الْكَلامَ، وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ
“Sesungguhnya di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang yang berkata lembut, bersedekah makanan, berpuasa, dan shalat dikala kebanyakan manusia tidur.” (HR Tirmidzi)
9 Terlalu banyak bicara
Seorang Muslim tidak boleh banyak bicara apalagi dengan kata-kata yang kasar. Saat bicara, seorang Muslim harus menyampaikan idenya tanpa melebih-lebihkan dan menghindari kata-kata yang tidak perlu sehingga tidak terjerumus dalam kemunafikan. Rasulullah SAW bersabda:
إنَّ مِن أبغضَكِم إليَّ وأبعدَكُم منِّي يومَ القيامةِ الثَّرثارونَ والمُتشدِّقونَ والمُتفيهِقونَ
“Orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya dariku pada Hari Kiamat adalah ats-tsartsarun (orang yang banyak bicara secara dibuat-buat hingga keluar dari kebenaran), al-mutasyaddiqun (orang yang memperpanjang pembicaraan sampai memperolok manusia) dan al-mutafaihiqun (orang yang memperpanjang bicaranya dengan kesombongan).” (HR Tirmidzi)
10 Mengeluarkan kata-kata yang melecehkan
Tidak boleh bagi seorang Muslim mengeluarkan kata-kata yang bersifat melecehkan atau cabul yang dimaksudkan untuk mengungkapkan hal-hal yang buruk secara gamblang. Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ الْفُحْشَ وَالتَّفَحُّشَ لَيْسَا مِنَ الإِسْلامِ فِي شَيْءٍ، وَإِنَّ أَحْسَنَ النَّاسِ إِسْلامًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Sesungguhnya berkata melecehkan atau melakukan pelecehan bukanlah dari ajaran Islam dan sesungguhnya sebaik-baik Islamnya seseorang adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR Ahmad) []
SUMBER: MAWDOO3