PADA usia 14 tahun, Al-Hasan pindah ke kota Basrah, Irak, dan menetap di sana. Dari sinilah beliau mulai dikenal dengan sebutan Imam Hasan al-Bashri.
Di sana, Hasan al-Basri kemudian berguru kepada satu di antara sahabat Rasulullah, Abdullah bin Abbas. Dari Ibnu Abbas, Hasan al-Basri mendalami berbagai ilmu, seperti tafsir, hadis, dan ilmu qiraah.
Semua pengalaman menuntut ilmu tersebut membentuknya menjadi seorang yang faqih dalam masalah agama. Al-Hasan menjadi guru di Basrah, Irak, dan mendirikan madrasah di sana.
BACA JUGA: Imam Hasan Al-Bashri dan Istighfar kepada Allah
Berikut hasil rangkuman beberapa kata bijak dari Imam Hasan al-Basri.
1. “Wahai anak Adam! Kalian tidak lain hanyalah kumpulan hari, setiap satu hari berlalu maka sebagian dari diri kalian pun ikut pergi.”
2. “Diantara tanda berpalingnya Allah Subhanahu Wata’ala dari seorang hamba adalah Allah menjadikan kesibukannya pada hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.”
3. “Wahai manusia, sesungguhnya engkau hanyalah kumpulan hari. Sehari darimu pergi, satu bagian dari dirimu pun mengiringi.”
4. “Barangsiapa tidak memiliki adab (tata krama), maka ia tidak berilmu. Barangsiapa yang tidak memiliki kesabaran berarti ia tidak memiliki agama. Dan barangsiapa tidak memiliki ketakwaan, berarti ia tidak mempunyai kedudukan di dekat Allah.”
5. “Semoga Allah merahmati seorang hamba yang merenung sejenak sebelum melakukan suatu amalan. Jika niatnya adalah karena Allah, maka ia melakukannya. Tapi, jika niatnya bukan karena Allah maka ia mengurungkannya.”
6. “Seorang laki-laki bertanya pada Hasan al-Bashri, “Tidakkah salah seorang di antara kita merasa malu terhadap Tuhannya? dia berbuat dosa lalu dia mohon ampun, lalu dia berbuat dosa lagi kemudian dia mohon ampun lagi, dan begitu seterusnya?”. Al-Hasan berkata kepada lelaki itu, “Setan ingin agar seorang di antara kalian berbuat seperti itu. Karena itu, jangan pernah meninggalkan istighfar untuk selama-lamanya.”
7. “Orang yang tidak percaya bahwa Allah telah menjamin rezekinya, maka ia akan mendapat laknat dari Allah.”
8. “Benar-benar ada, dahulu seorang lelaki yang memilih waktu tertentu untuk menyendiri, menunaikan shalat dan menasehati keluarganya pada waktu itu, lalu dia berpesan: “Jika ada orang yang mencariku, katakanlah kepadanya bahwa dia sedang ada keperluan.”
9. “Kalau bukan karena keberadaan para ulama, niscaya keadaan umat manusia tidak ada bedanya dengan binatang.”
10. “Demi Allah! Tidaklah tegak urusan agama ini kecuali dengan adanya pemerintah, walaupun mereka berbuat aniaya dan bertindak zalim. Demi Allah! Apa-apa yang Allah perbaiki dengan keberadaan mereka jauh lebih banyak daripada apa-apa yang mereka rusak.”
11. “Sungguh, apabila aku dijatuhkan dari langit ke permukaan bumi ini lebih aku sukai daripada mengatakan: “Segala urusan berada di tanganku!”
12. “Iman bukanlah sebuah khayalan yang tanpa ada amalan. Namun, iman adalah kebaikan yang menancap dalam hati dan dibenarkan dengan amal perbuatan.”
13. “Sesungguhnya seseorang melakukan sebuah dosa itu dapat menghalanginya dari melaksanakan “salat malam.”
14. “Tidaklah datang suatu hari dari hari-hari di dunia ini melainkan ia berkata, “Wahai manusia! Sesungguhnya aku adalah hari yang baru, dan sesungguhnya aku akan menjadi saksi (di hadapan Allah) atas apa-apa yang kalian lakukan padaku. Apabila matahari telah terbenam, maka aku akan pergi meninggalkan kalian dan takkan pernah kembali lagi hingga hari kiamat.”
15. “Janganlah Anda tertipu dengan banyaknya amal ibadah yang telah Anda lakukan, karena sesungguhnya Anda tidak mengetahui apakah Allah menerima amalan Anda atau tidak.”
16. “Jangan membenci musibah yang menimpamu karena apa yang kamu benci bisa jadi menjadi penyebab solusi bagimu, dan apa yang kamu sukai bisa jadi menjadi penyebab kehancuranmu.”
17. “Orang yang beramal tanpa ilmu seperti orang yang berjalan tanpa panduan. Orang yang beramal tanpa ilmu hanya akan membuat banyak kerusakan dibanding mendatangkan kebaikan.”
BACA JUGA: Imam Hasan Al-Bashri, Anak Seorang Budak yang Jadi Ulama Besar
18. “Juallah duniamu untuk akhiratmu, niscaya kamu beruntung di keduanya. Dan janganlah kamu jual akhiratmu untuk duniamu, karena kamu akan merugi di keduanya.”
19. “Barangsiapa mendustakan takdir sesungguhnya dia telah mendustakan Al-Qur’an.”
20. “Ada yang berkata kepada al-Hasan: “Barangsiapa mengucapkan Laa ilaaha illallah, maka dia pasti masuk surga?” Maka al-Hasan menjawab, “Barangsiapa yang mengucapkan Laa ilaaha illallah, kemudian dia menunaikan kewajiban darinya, maka dia pasti masuk surga.” []
SUMBER: MUTIARA ISLAM