ISRAEL—Yahudi keturunan Rusia yang tiba di Israel pada awal 1990-an, mulai banyak meninggalkan Israel dalam beberapa tahun terakhir. Mereka lebih memilih pulang ke negara asalnya, atau mencari tempat tinggal baru.
Dilansir Haaretz mengutip Liza Rozovsky, seorang Yahudi Rusia yang datang ke Israel sebagai bagian dari gelombang migrasi utama, telah melakukan beberapa wawancara dengan warga Rusia yang tinggal di Israel.
Rozovsky mengaku Yahudi Rusia yang telah bermigrasi ke Israel dalam dekade terakhir, kini banyak yang kembali ke Rusia atau mencari peluang migrasi baru. Ia berupaya untuk memahami alasan warga yang ingin meninggalkan Israel. Rozovsky menyebut kejadian dengan istilah “Aliyah Putin,” yang berarti ‘pulangnya Yahudi ke negara Putin.’
“Pada kesempatan langka saya memiliki kesempatan untuk bertemu dan berbicara dengan mereka. Saya tak bisa menghilangkan perasaan bahwa mereka lebih baik dibandingkan saya. Mulai dari cara berpakaian, pendidikan dan tata krama, mereka jauh lebih baik daripada saya,” kata Rozovsky , merujuk kepada orang-orang dari “Aliyah Putin.”
“Apakah karena keadaan atau kembali munculnya era Perang Dingin baru, emigrasi bagi kita adalah keputusan yang benar,” ungkap salah seorang Yahudi Rusia, yang telah berimigrasi ke Israel setelah tahun 2000.
Menurut Rozovsky, para imigran yang pindah ke Israel setelah tahun 2000 merasa dirinya berbeda. Terutama mereka yang tiba setelah gagalnya gelombang protes yang meletus setelah pemilihan parlemen pada tahun 2011 dan 2012—dan bahkan lebih jadi setelah aneksasi Krimea dan awal perang di Ukraina Barat.
Mereka yang tak bisa meninggalkan pekerjaan dan bisnis sebelumnya di Rusia memilih untuk mengaturnya dari jarak jauh. Karena itu pada dasarnya mereka tidak pernah mendefinisikan diri mereka sebagai Israel “tulen.” []