JAKARTA–Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam Refleksi Akhir Tahun 2019 dan Taushiyah Kebangsaan 2020 melihat masih banyak ketimpangan sosial yang terjadi pada tahun 2019.
Sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dinilai masih jauh panggang dari api.
“NU berharap, di tahun 2020 dan selanjutnya pemerintah melaksanakan dengan konsisten porogram yang telah dirancang dengan baik dalam upaya mengurangi ketimpangan,” ujar Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat Kamis (2/1/2020).
BACA JUGA: PBNU: Negara Harus Hadir Melalui Peran Pendidikan Agama di Sekolah
Kiai Said tidak menegasikan investasi sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam pembangunan. Tetapi, ketimpangan sosial harus menjadi prioritas sehingga yang kaya makin kaya, yang miskin semakin miskin.
“Silakan undang investasi, namun kurangi ketimpangan. Jangan yang kaya makin kaya, yang miskin makin terpuruk,” pungkasnya.
Oleh karena itu, NU mengajak kepada pemerintah untuk memperkuat basis sosial melalui proteksi dan pembangunan jaring pengaman sosial yang produktif dan terarah.
BACA JUGA: PBNU Tolak Penghapusan Pelajaran Pendidikan Agama di Sekolah
Dirinya juga menekankan bahwa oligarki “Jangan biarkan oligarki mengorganisasi kebijakan,” tegasnya.
Selain itu, aparat juga harus serius dalam menjalankan program deradikalisasi secara konseptual dan sistematis mengingat sudah kuatnya radikalismenya. Kiai Said melihat pemerintah kurang serius dalam hal ini. Pasalnya, kita masih terancam bom meledak di mana-mana. []
REPORTER: RHIO