SEORANG anak yang buta duduk di tangga sebuah bangunan. Di sebelahnya, dia menyimpan sebuah tulisan di atas sebuah kertas yang tidak terlalu besar. “Saya buta, tolonglah,” ujar tulisan itu. Di dalam topi di depannya, hanya ada beberapa koin uang .
Seorang pria yang sibuk sedang berjalan depan bangunan itu melihat anak buta tersebut. Pria itu berhenti, dan berpikir sejenak. Ia mengambil beberapa koin dari sakunya dan menjatuhkannya ke dalam topi.
Dia kemudian mengambil kertas kepunyaan si anak buta, membaliknya, dan menulis beberapa kata di atasnya. Dia meletakkan kertas itu kembali sedemikian rupa sehingga setiap orang yang berjalan oleh akan dapat melihat yang kata-kata baru.
Segera topi si anak buta mulai terisi dengan sangat cepat. Ada jauh lebih banyak orang yang memberi uang kepada anak buta itu.
Sore itu pria yang telah mengubah isi tulisan dalam kertas tersebut datang untuk melihat. Anak itu mengenali si lelaki itu dan bertanya, “Apakah Anda orang yang mengubah kertas saya pagi ini? Apa yang Anda tulis?”
Orang itu berkata, “Nak, aku hanya menulis kebenaran. Aku mengatakan apa yang kaukatakan tetapi dengan cara yang berbeda.”
Apa yang ia tulis adalah: “Hari ini adalah hari yang indah dan saya tidak bisa melihatnya.”
Apakah Anda berpikir tulisan pertama dan tulisan kedua yang menyatakan hal yang sama?
Tentu saja kedua tulisan itu memberitahukan kepada orang-orang bahwa anak itu buta. Tapi tanda pertama hanya mengatakan anak itu buta. Tanda kedua mengatakan kepada orang-orang bahwa mereka begitu diberkahi mereka tidak buta.
“Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur,” Surah Al-Mukminun; 78). []
https://www.youtube.com/watch?v=6QwDHxwDvxk