GUS Baha dinobatkan sebagai dai of the year oleh Asosiasi Dai-Daiyah Indonesia (ADDAI). Organisasi muslim tersebut menilai, dakwah Gus Baha dinilai sangat berhasil dan mempengaruhi arah keberislaman masyarakat pada umumnya.
Hal ini didasarkan pada aktivitas dakwah Gus Baha selama beberapa tahun belakangan, terutama pada tahun 2020, yang memang menyedot perhatian umat dan turut mengubah tren dakwah.
BACA JUGA: Ternyata Gus Baha Gak Punya WA
Dikutip dari Instagram Gus Baha (Santri online), Gus Baha merupakan kiai millenial yang menjadi fenomenal. Nama lengkapnya KH. Ahmad Baha’uddin Nursalim Al-Hafidz. Gus Baha’ sendiri merupakan sapaan akrabnya.
Dia adalah putra seorang ulama’ ahli Al-Qur’an, yakni KH. Nursalim Al-Hafizh, dari Narukan, Kragan, Rembang, Jawa Tengah, sebuah desa di pesisir utara pulau Jawa.
KH. Nursalim adalah murid dari KH. Arwani Al-Hafidz Kudus dan KH. Abdullah Salam Al-Hafidz Pati.
Dari silsilah keluarga ayah beliau inilah terhitung dari buyut beliau hingga generasi ke-empat kini merupakan ulama’-ulama’ ahli Al-Qur’an yang handal.
Sementara silsilah keluarga dari garis ibu beliau merupakan silsilah keluarga besar ulama’ Lasem, Bani Mbah Abdurrahman Basyaiban atau Mbah Sambu yang pesareannya ada di area Masjid Jami’ Lasem, Rembang.
BACA JUGA: Tahukah, Siapa Ulama yang Pertama Menulis Kitab Tajwid?
Masa kecil kecil mulai menempuh gemblengan keilmuan dan hafalan Al-Qur’an dibawah asuhan ayahnya sendiri. Pada usia yang masih sangat belia, beliau telah mengkhatamkan Al-Qur’an beserta Qiro’ahnya dengan lisensi yang ketat dari ayah beliau.
Menginjak usia remaja, Kiai Nursalim menitipkan Gus Baha’ untuk mondok dan berkhidmah kepada Syaikhina KH. Maimoen Zubair di Pondok. Gus Baha pun menjadi murid kesayangan ulama kharismatik tersebut. []
SUMBER: ADDAI | OKEZONE