Di zaman yang sudah canggih dengan berbagai teknologi ini, majelis ilmu bertebaran dimana-mana dan mudah untuk diikuti. Waktunya pun mulai dari pagi, tak terkecuali malam hari.
Lalu, jika disandingkan dengan shalat malam, manakah yang lebih utama. Shalat malam atau menuntut ilmu di malam hari?
Belajar lebih utama dibandingkan qiyamul lail. Sebab, menuntut ilmu, sebagaimana ucapan Imam Ahmad, “Tidak ada satu pun yang mampu menandinginya bagi orang yang benar niatnya. Yakni ia bermaksud untuk menghilangkan kebodohon dari dirinya maupun orang lain.”
BACA JUGA: Beruntungnya Orang Berilmu
Apabila seseorang begadang di awal malam untuk menimba ilmu karena mengharap wajah Allah, baik dengan mengajar dan mendidik orang lain, maka itu lebih baik daripada qiyamul lail. Jika ia mampu untuk memadukan keduanya, maka tentu itu lebih sempurna. Namun, kalau keduanya berbenturan, maka menuntut ilmu lebih utama dan lebih unggul.
Oleh karenanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh Abu Hurairah,
أن يوتر قبل أن ينام
“Shalatlah witir sebelum tidur!” (HR. Bukhari dan Muslim).
BACA JUGA: Shalat Sunnah Witir
Ulama menjelaskan bahwa sebab perintah Nabi tersebut adalah kebiasaan Abu Hurairah menghafal hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di awal malam lalu tidur di akhir malam. Sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membimbingnya agar shalat witir sebelum tidur.
Diterjemahkan dari Kitabul ‘Ilmi karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, penerbit Muassasah Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin Al-Khairiyah, cetakan kesembilan, tahun 1435 H, hal. 194.
SUMBER: MUSLIMAH.OR.ID