ZIMBABWE—Perkembangan Islam di salah satu Negara Afika ini dikabarkan cukup menggembirakan. Syeikh Shaibu Asali, kepala departemen Arab di sebuah sekolah Islam di Harare, mengatakan bahwa pertumbuhan Islam di Zimbabwe merupakan hasil dialog antar agama dan Undang-Undang Zimbabwe pada 2013 yang sesuai dengan pluralitas sosial.
Dalam sebuah wawancara dengan The Sunday Mail Society minggu lalu, Syeikh Asali mengatakan bahwa dari 15 juta warga Zimbabwe, sekitar tiga persennya adalah Muslim.
“Meskipun proporsinya tidak terlalu mengesankan, ini sangat sesuai di negara yang secara ketat menganut agama Kristen dan kepercayaan Agama Tradisional Afrika,” ungkap Syeikh Asali kepada ABNA pada Ahad (14/5/2017).
Dengan banyaknya pemuda yang berpendidikan tinggi, Islam semakin menyebar dengan cepat. Alasan lain mengapa Islam berkembang di Zimbabwe adalah meningkatnya ketersediaan literatur Muslim ke masyarakat setempat.
“Lebih jauh lagi, ketersediaan beasiswa pendidikan Islam ke negara-negara berpenduduk asing telah menghasilkan lebih banyak pembaharu. Konstitusi Zimbabwe pada 2013 telah mempermudah kita untuk menyebarkan ajaran Islam. Hal ini juga memungkinkan kita untuk bergerak lebih bebas, terutama di daerah pedesaan dimana kita sering diberi label sebagai ‘alien,’”pungkas Syeikh Asali.
“Konstitusi baru memang telah memainkan peran besar dalam membantu penyebaran Islam di Zimbabwe, ini sesuai dengan pendiriannya yang tertera pada kesetaraan rakyat dan kebebasan beribadah. Warga Zimbabwe yang mengunjungi negara-negara Islam seperti UEA terkena budaya Islam dan memutuskan untuk menjadi Muslim setelah mereka pulang ke negaranya,” demikian Syeikh Asali. []