MADAIN Saleh merupakan kota gurun tersembunyi Arab Saudi yang telah ada sejak zaman Arab Kuno. Banyak orang mungkin pernah mendengar Petra, ibu kota bangsa Arab kuno, Nabath, di Yordania. Namun Madain Saleh, kota kedua terbesar bangsa Nabath dan sebuah situs warisan dunia versi UNESCO, masih tidak banyak diketahui.
Mengutip laporan BBC, Madain Saleh dulu begitu hidup seiring dengan ramainya jalur rempah kuno yang memainkan peran penting dalam membangun kerajaan yang hidup dari perniagaan itu. Namun hari ini, makam-makam di dinding batu yang monumental menjadi salah satu peninggalan terakhir yang paling terawat dari peninggalan kerajaan yang hilang itu.
Orang-orang Nabath meraih kejayaannya berkat kemampuan mereka untuk mencari dan menyimpan air di lingkungan gurun yang begitu ganas. Mereka juga memonopoli jalur perdagangan gurun antara Madain Saleh di barat daya dan pelabuhan Gaza di Laut Tengah atau Laut Mediterania di sebelah utara. Mereka menarik pajak dari kafilah unta yang biasa mengangkut wewangian, dupa, dan rempah. Kafilah biasa berhenti di pos terluar mereka untuk meminta air dan beristirahat.
Namun pada tahun 106 Masehi, Kerajaan Nabath dijajah oleh Kekaisaran Romawi dan jalur Laut Merah mengambil alih jalur perdagangan darat. Kota-kota Nabath tak lagi jadi pusat perdagangan dan mulailah era kemunduran dan kehancuran Kerajaan Nabath.
Terkucil di tengah padang pasir, sekarang Madain Saleh adalah tempat yang terasing, sunyi, dan terawat secara menakjubkan. Sebagian besar kota itu masih terkubur di bawah lapisan pasir.
Tidak seperti Petra, dengan ramainya turis, penjual suvenir dan ojek keledai; tidak ada orang lain di sini. Kebanyakan Muslim (Saudi) tidak akan datang ke sini karena mereka yakin bahwa situs ini dikutuk. Pasalnya bangsa Nabath menolak masuk Islam dan tak ingin meninggalkan para dewa sembahan mereka.
Absennya pengunjung dan juga iklim kering gurun Arab Saudi membuat Madain Saleh begitu utuh. Di saat Petra pelan-pelan rusak, makam ini justru sangat terjaga. []