APAKAH Anda merasa sebagai makhluk yang paling bersih dan suci? Tentu saja tidak, bukan? Ya, sebab kita sadari bahwa kita hanyalah manusia biasa yang tidak pernah luput dari salah dan lupa. Sehingga, besar kemungkinan bagi kita untuk berbuat dosa.
Untuk itu, bertaubat adalah satu-satunya solusi. Kita bisa membersihkan diri dari dosa dengan taubat. Tapi, seringkali banyak orang yang mengeluh, karena takut taubatnya tidak diterima. Lantas, apakah kita bisa tahu apakah taubat kita akan diterima oleh Allah Ta’ala?
Dilansir konsultasisyariah.com, taubat termasuk di antara bentuk amal. Ada syarat sah taubat dan taubat yang diterima.
Untuk pertama, syarat sah taubat. Sebagaimana kita ketahui, bahwa syarat sah taubat ada 5.
1. Ikhlas. Artinya, dia bertaubat karena dorongan untuk beribadah kepada Allah.
2. Al-Iqla’ (melepaskan), maksudnya adalah melepaskan dosa yang dia taubati.
3. An-Nadam (menyesal), orang yang bertaubat harus benar-benar menyesali dosa yang dia taubati.
4. Al-Azm (tekad). Orang yang bertaubat harus memiliki tekad untuk tidak mengulang kembali dosanya.
5. Taubatnya dilakukan sebelum ditutupnya kesempatan taubat, yaitu ketika ruh sudah di tenggorokan atau matahari telah terbit dari barat.
Dan jika dosa itu terkait kedzaliman antar-sesama hamba, maka dia harus menyelesaikannya. Bisa dengan minta direlakan atau mengembalikan bentuk kedzaliman itu.
Katika enam unsur di atas ada pada saat orang itu bertaubat maka taubatnya sah. Lantas, apakah taubatnya langsung diterima? Wallahu a’lam. Kita hanya bisa berharap agar taubatnya diterima, dan mengiringi taubatnya dengan amal shaleh.
Karena itulah, dalam banyak ayat, Allah mengajarkan agar mereka yang bertaubat, mengiringi taubatnya dengan berbuat ishlah (mengadakan perbaikan). Di antaranya, firman Allah, “Kecuali orang-orang yang taubat, sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS. Ali Imran: 89).
“Mengadakan perbaikan” berarti berbuat baik untuk menghilangkan akibat jelek dari kesalahan yang pernah dilakukan.
Allah juga berfirman, “Kecuali orang-orang yang bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS. An-Nur: 5).
Dan di antara tanda diterimanya amal seseorang adalah adanya amal shaleh setelahnya. Hasan al-Bashri mengatakan, “Bagian dari balasan kebaikan adalah kebaikan setelahnya.”
Ketika orang yang telah bertaubat, dia semakin dekat dengan syariat, semoga ini tanda taubatnya diterima oleh Allah.
Dan yang tidak kalah penting, bagi Anda yang telah bertaubat, bergabunglah dengan komunitas orang yang baik. Karena komunitas akan mengarahkan orang yang bertaubat agar tidak kembali melakukan pelanggaran dan perbuatan dosa yang telah dia taubati. []